Minggu, 09 Mei 2010

Bawang Mania!



Sudah beberapa hari ini ada perubahan pada penampilan Dogol. Sebentuk kaca mata hitam (bahasa kerennya sih sanglases) bertengger di wajahnya. Bukan sulap bukan sihir ... bukan pula fesyen, kacamata itu tak lain dan tak bukan adalah upaya perlindungan Dogol terhadap wabah yang sedang merebak di kantornya.

Wabah?!?!?!

Tidak, wabah itu tidak sampai merubah Dogol jadi vampir yang takut sinar matahari. Hanya merespon kondisi alami mata manusia terhadap wabah itu. Karena itu adalah wabah, "BAWANG MANIA!"

Ya, tanpa kacamata itu, jelas Dogol akan nampak sangat melankolis sekali. Tak mampu ia bayangkan jika harus muncul di hadapan khalayak ramai dengan mata sayu, berlinang air mata, hanya karena ... BAWANG!

Tiba-tiba, sekonyong-konyong, semua di kantor orang bicara tentang BAWANG. Segala bentuk pernak-pernik bergambar BAWANG muncul di mana-mana. Kaos kaki, sapu tangan, handphone hingga sapu lidi, semua berlogo BAWANG! Pewangi ruangan beraroma BAWANG pun turut berpartisipasi mengusir segala bentuk bau busuk, hingga berganti dengan bau ... BAWANG! Dan yang paling spektakuler, setiap 1 jam sekali, aromatherapy uap bawang disemprotkan ke setiap ruangan di kantor. Alhasil, semua orang senantiasa berada dalam 'state of mind' yang 'kebawang-bawangan'.

Semuanya dilakukan dengan harapan bahwa perusahaan akan kembali kepada masa kejayaannya.

"Dengan menganut filosofi BAWANG, kita berjalan bersama menuju masa depan yang cerah!"

Lalu, bagaimana dengan Dogol?
Dari balik kacamata hitamnya, Dogol mengintip itu semua, merekam dan mengabadikannya dalam sejengkal ruang di hatinya. Ia kepalkan tangannya tinggi ke angkasa (sambil menutup ketiak tentunya ...), lalu berteriak,

"Selama BAWANG itu produksi Indonesia, aku akan berenang di dalam sarinya, bernafaskan uapnya, dan kenyang perutku olehnya. Hidup BAWANG!!!!"

Lalu Dogol pingsan!



(gambar diambil dari http://suaramerdeka.com)

The TAO of Dogol.Seri 69 : Kembali Pulang

Hai kawan, lama nian tak berjumpa!

Sepak terjang para pendekar Dunia Dogol belakangan semakin menggila. Semua ingin diselesaikan, lebih cepat, lebih cepat, lebih cepat ... lebih banyak, lebih banyak, lebih banyak ... hingga akhirnya, rebah ke tanah!

Dalam rebahnya Dogol merenung,

"Inikah duniaku?"

"Sebanyak apa yang ingin dikerjakan? Secepat apa?"

Setelah 3 hari 3 malam, akhirnya Dogol tercerahkan, oleh bisikan halus dari suatu ruang hening di dalam dirinya, yang berkata,

"Kayaknya makan sate padang enak juga ... he.he.he.he"

Seketika itu dunia Dogol kembali terang benderang. Usai sudah segala resah dan lelahnya. Otot-ototnya telah pulih, labirin-labirin dalam otaknya kembali terisi penuh ... segar dan bergairah!

Ini saatnya, selamat pagi dunia!

DOGOL kembali pulang!