Peringatan Tuti (bukan Dini):
Tulisan ini cukup panjang, akan lebih baik dibaca kala anda sedang istirahat atau kurang kerjaan. Yang penting sedang tidak ada bos di sekitar anda. Jangan terburu-buru. Nikmati penderitaan dan sukacita yang Dogol alami. Perhatikan tiap tanda baca. Titik, koma, tanda seru, kutip dan sebagainya ada untuk mencoba menyampaikan intonasi dan pengalaman yang ingin Dogol ceritakan. Resapi setiap jeda yang tersirat, biarkan emosi anda bermain, lepaskan imajinasi dalam mencerna rangkaian kata dan kalimat yang menyusun tulisan ini. Niscaya dengan segala kerendahan hati, anda akan menjadi Dogol yang sebenar-benarnya.
Selanjutnya, silakan menikmati kisah Dogol di berikut ini.
Perusahaan Dogol sedang giat-giatnya menggalakkan implementasi sistem pengadaan yang efisien. Aktifitas pembelian barang, purchasing, istilah kerennya, telah menjadi isu nasional yang menuntut kerapihan prosedur dan dokumentasi yang tertib sempurna untuk dapat dilakukan efisiensi dan pengontrolan yang lebih baik. WASKAT, pengaWASan meleKAT akan menjadi policy, cieh Dogol pake inggris mulu nih, kebijakan yang akan diterapkan di semua lini departemen di perusahaan Dogol. Perusahaan tempat Dogol bekerja tepatnya.
Departemen Dogol, Masaring and Ansletion, adalah departemen yang bertugas menghambur-hamburkan uang perusahaan demi kepentingan Masaring Komunikasion. Sudah barang tentu, dengan adanya Dogol dan sebangsanya di sana, departemen ini menjadi departemen yang paling amburadul dengan aturan main sendiri yang sering membuat pusing rekan-rekannya di departemen lain, Keuangnance dan Komercil, misalnya.
Hal tersebut tidak lepas dari bos Dogol yang menuntut sikap cepat tanggap, can do attitude untuk job-job serta assignment-assignment yang mendadak, kilat, ekstra ekspres, murah namun dengan hasil yang sempurna. Semua maunya begitu bukan? Ibarat Corporate Sangkuriang kerah ungu, yang selalu siap sedia, Dogol cs kerap kali diminta untuk menyiapkan acara-acara perusahaan berskala konser tunggal Ari Lasso dengan standar internasional hanya dalam waktu satu minggu tanpa pemberitahuan pasti mengenai budget maupun tujuan acara.
“Gol, untuk acara minggu depan sudah siap kan?”
“Ha?”
“Iya acara yang kemarin saya kasih tau…”
”Ha?”
”Itu loh, acara yang diminta pak Tobh”
“Ha?”
“Ah kemana aja kamu.. acaranya akan mengundang para kastamer (customer/pelanggan –red). Kamu jangan bikin yang asal ya, harus ini-itu, iti-inu, beginu-begiti, pokoke seng apiek yo”
”Ha?”
”Ha-he-ha-he... kamu denger ngga sih kalo saya email?”
”Ngga tuh”
”Makanya kalo saya ngomong kamu baca dong, percuma saya kirim email kalo kamu ga denger”
”???”
”Ya udah, pokoknya saya mau proposalnya nanti sore selesai saya miting sama pak Tobh dan Miki”
”....”
Dogol melongo. Bos ngeloyor sambil komat-kamit sama telpun canggihnya. Sayup-sayup dogol menangkap sedikit pembicaraan antara Bos dengan telpunnya.
”Pun, kamu kok canggih amat ya”
”Wess so pasti dong boss, siapa dulu yang punya.. Bos canggih...”
”Ah kamu bisa aja pun, coba bunyi dikit”
”Tolelolelotoeet.. tut.. tut.. cuik.. cuik.. kwingng..”
”Wih gue emang canggih”
”Bos emang yang paling canggih dah”
Dogol pengen lempar itu telpun kalo lagi ngejilat pant... eh kuping bos kaya gitu. Jijay dech... Singkat cerita, Dogol masih bengong. Bingung memikirkan pembicaraan Bos dan telpunnya. Kok telpun bisa ngomong sendiri ya, aneh. Aneh sekali. Tiba-tiba... PLAK! Kepala Dogol di keplak oleh Drs. Awan rekan se-departemen Dogol.
”Gol, gimana?”
”Apanya?”
”Itu yang tadi bos ngomong”
”Ha?”
”Gimana sih lu, itu looh acara yg dia ceritain tadi. Gua disuruh siapin proposal, lu udah bikin blum?”
“Emang itu acara apaan sih?”
“Lha!? Ga tau gue, gue kira lu tau”
“Haiyyahhh!!”
Drs. Awan pun ikut bengong.
Wah ceritanya jadi ngalor ngidul nih, tapi intinya begitulah. Acara dimana segala persiapan bersifat cepat, tepat, ekspress dan tentative. Aktivitas dimana semuanya serba mendadak, butuh cepat, dan to be advised. Itulah kerjaan Dogol cs sehari-hari. Sebenarnya bekerja di departemen Dogol ini seru, untuk mereka yang menyukai tantangan dan ketegangan setiap saat. Kerjaan Dogol penuh dengan element of surprise. Wiww, inggris Dogol makin ciamik!
“Ah cape Gol, ng-inggris mulu ente.”
“Biarin ah, biar keren”
Oleh karenanya departemen Dogol, menciptakan sebuah sistem sendiri yang unik namun inovatif untuk menjawab kasus-kasus sedemikian. Sistemnya disebut Prosedur Masaring BLKNGN yang terdiri atas sub-sub prosedur, BD-LB, OD-BB, KD-BB, dan BD-AB. Beli Dulu-Lapor Belakangan. Order Dulu-Bayar belakangan. Kerjain Dulu-Bilang Belakangan. Bikin Dulu-Approve belakangan.
Nah sistem ini merupakan makanan empuk untuk program efisiensi bidang pengadaan yang sedang digalakkan tadi. Jadilah departemen Dogol sebagai proyek percontohan pertama sebagai departemen paling tidak nurut sama aturan perusahaan. Memang departemen Dogol dianggap biang kerok segala ketidakefisensian perusahaan.
Hari Senin, muncul email dari pak WanMulya, Vice President bidang Gudangstick and Pengadament yang isinya mengundang miting mengenai program efisiensi bidang pengadaan, hari Rabu pagi. Bos Dogol menunjuk para kroco mumet, Dogol dkk, untuk hadir dan mempersiapkan segala sesuatunya untuk di-efisiensi-kan. Miting tersebut akan menghadirkan seorang karyawan baru di departemen pak WanMulya, namanya pak Paya. Konon kabarnya pak Paya ini memang jagonya dalam mengimplementasikan segala sesuatunya untuk di-efisiensi-kan, track record di perusahaannya terdahulu, sebagai quality controller untuk birokrasi perusahaan. Wih, pak WanMulya dan segenap jajaran manajemen perusahaan Dogol menaruh harapan sangat besar di pundak beliau untuk dapat menaklukan keparat-keparat di departemen Dogol tukang bikin pusing departemen-departemen lain, terutama Keuangnance dan Komercil.
Hari miting pun tiba, ini hari Rabu yang ditunggu-tunggu. Dogol dkk sudah siap di ruang miting dengan membawa segala sesuatunya untuk di-efisiensi-kan. Kecuali Dogol. Lha wong dia sudah efisien, menurut dia sendiri. Kalau bawa segala sesuatunya untuk di-efisiensi-kan, berarti kan Dogol tidak efisien. Dogol emoh mengakui ketidak-efisiensi-annya. Logika yang Dogol pelajari dari seniornya Drs. Awan. Dogol memang cerdas, cepat tanggap pada situasi.
“Gol, lu ngga bawa apa-apa nih?”
“Kaga, kan gue udah efisien”
“Wah, bagian lu paling banyak yang bakal dibahas”
”Kata siapa?”
”Bos”
”Emang dia ikut miting?”
”Ikut, tu dia lagi kesini”
”Hah!?”
Cwing....!
Dogol ngacir balik ke mejanya, tak menyangka dirinya akan menjadi topik pembahasan utama, dia mengumpulkan segala sesuatunya untuk di-efisiensi-kan, takut diamuk sama bos. Kasian Dogol, beraninya cuma kalo ga ada bos. Panik, Dogol menyambar semua kertas-kertas yang berserakan di kolong mejanya. Pokoknya bawa aja semua, biar kelihatan rumit, penting dan siap untuk miting, urusan kertas isinya cuma print-out foto Luna Maya bekal Dogol kalo lagi pengen eh pusing, atau ada gunting, penggaris dan kabel USB yang ikut terbawa ngga masalah, semua urusan belakangan, yang penting bawaan Dogol banyak, berkesan serius menghadapi miting.
Akhirnya Dogol kembali ke ruang miting, terengah-engah. Untung bos belum datang.
”Bos ga jadi ikut sekarang, ntar nyusul” teman Dogol, Charlie, nyeletuk.
Dogol terhuyung-huyung mau kolaps, belum sempat sarapan, sudah disuruh olah raga bolak balik ruang miting-kubikel sambil bawa setumpukan segala sesuatunya untuk di-efisiensi-kan. Ah berlebihan si Dogol ini, wong cuma sepuluh langkah aja dibilang olah raga.
Setelah Dogol duduk dan mengatur napasnya yang sudah selasa jum’at, miting pun dimulai. Dibuka oleh pak WanMulya selaku pimpinan bagian yang terkait langsung, dan memperkenalkan bawahan barunya, pak Paya. Turut pula hadir perwakilan dari departemen Keuangnance dan Komercil.
“Perkenalkan saya Paya, karyawan baru seminggu di departemen Gudangstick and Pengadament. Saya ditunjuk untuk melakukan pembenahan ini berdasarkan pengalaman saya yang telah teruji berhasil melakukan implementasi efisiensi bidang pengadaan di perusahaan-perusahaan saya yang terdahulu” Kata pak Paya untuk membuka miting penting hari inting.
”Salam kenal pak Paya, mudah-mudahan anda betah diperusahaan ini dan berhasil melakukan perubahan efisiensi yang dimaksud” Drs. Awan menyambut.
”Ya, terima kasih. Departemen anda, Masaring, telah teridentifikasi sebagai departemen yang paling empuk dan enak untuk di-efisiensi-kan, berdasarkan hasil riset saya dan para manajemen tim, serta seluruh perusahaan”
”Kira-kira apa yang perlu kita lakukan untuk mencapai efisiensi yang dimaksud pak?”
”Setelah menganalisa, mengkaji dan menyelami segala problematika dan aktivitas yang anda lakukan, berdasarkan dokumen laporan dari departemen Keuangnance dan Komercil, saya merasakan perlu adanya perubahan yang cukup signifikan, bahkan radikal, dalam prosedur pengadaan di departemen anda”
”Wah, kira-kira apa saja tu pak” Dogol ikutan nimbrung.
”Ya, perubahan besar dan akan kita susun bersama menuntut perombakan masal, pembongkaran sistem dan birokrasi serta dokumentasi dari yang selama ini anda lakukan. Dimulai dari proses Masaring Requesesi, atau awal dari suatu proses pengadaan, misalnya. Saya minta anda semua untuk melakukan iti-inu, dengan cara begiti-beginu, guna meningkatkan efisiensi.”
”Pak Paya yang saya sayangi, dengan segala hormat, itu berarti kita akan mengobrak-abrik dan mengacak semua tatanan prosedur dan adiminsitrasi yang sudah berjalan selama puluhan tahun di departemen ini. Dan perombakan ini akan menuntut komitmen dari semua pihak untuk menyusun prosedur yang baik, benar, efisien, serta sesuai dengan cita-cita bapak.”
”Yak betul persis, saya berjanji akan terus memantau dan membantu perombakan ini”
”Intinya pak, bapak kan baru nih disini, dan perombakan yang bapak minta akan membutuhkan waktu 2 sampai 3 bulan agar semua benar-benar rampung. Kami siap untuk melakukan itu, apakah bapak yakin akan bertahan selama itu?”
”Haha, maksud pak Awan, sebelum semua ini selesai saya, keburu berhenti, resign, begitu?”
”Ya kami cuma ingin memastikan saja”
”Ya ngga mungkin to pak, gini-gini saya kan juga punya tanggung jawab”
”Bukan maksud kami untuk menyinggung bapak, masalahnya adalah, begitu ini semua dimulai, sistem kami akan diacak-acak, dan pola kerja kami akan berubah selama adanya pembenahan ini. Tapi demi, kebaikan dan maksud tulus untuk perusahaan, kami siap melaksanakannya”
”Dari yang sudah-sudah perubahan selalu berjalan setengah jalan, kami yang kerepotan mengembalikan ke sistem semula, jangan sampai hal ini terjadi lagi, begitu lo pak” Charlie menambahkan.
”Ah saya optimis kita akan sukses, dan tim Masaring akan menjadi tim percontohan bagi perusahaan. Lagipula, rasanya ngga mungkin saya baru bergabung disini seminggu sudah berpikiran untuk pindah lagi, ngga mungkin itu. No way.”
”Bener lo pak, kita terus sampai selesai ya”
”Tenang saja pak Awan dan tim, rasanya saya senang di perusahaan ini, saya merasa tertantang untuk membereskan segala sesuatunya untuk di-efisiensi-kan. Perlu pula saya tambahkan, bahwa dari semua aksi saya di perusahaan-perusahaan terdahulu, semua sukses! Saya punya komitmen untuk menyelesaikan apa yang sudah saya mulai”
”Baguslah, kalau begitu ayo kita mulai revolusi ini, bagaimana kawan-kawan?”
”SETUJUUU!” Tim Masaring bersorak kompak. Kecuali Dogol, dia bobo.
Demikian, miting pun dimulai, tanpa menunggu Dogol. Dogol ada di ruang miting, tapi kesadarannya sedang berkelana entah kemana. Ke kamarnya Luna Maya kali.
PLAK! Kepala Dogol merasakan sapaan yang familiar.
”Ayo Gol, sekarang bagian elu nih”
”Pak Dogol, saya melihat begitu banyak kesemrawutan dan improvisasi yang membuat tatanan administrasi acakadul bersumber dari bagian bapak, Masaring Komunikasion”
”He?” Dogol pura-pura melek, Luna Maya minggat, sambil kucek-kucek kuping (kalo kucek-kucek mata nanti dikira habis bobo) Dogol nyahut dengan keras dan nge-bass supaya terkesan segar ”SETUJUU!”
PLAK! PLAK! PLAK! BRUAK! Kepala Dogol disapa combo seluruh tim Masaring koalisi kebangsaan dengan tim Keuangnance dan Komercil.
”Oh iya pak, soal itu saya bisa jelaskan begini, bagian saya bisa dikatakan sebagai gugus tugas gerak cepat, tanggap, dan ekstra super ekspress. Kami punya nama sandi, Sangkuriang. Pekerjaan saya menuntut banyak improvisasi dan kemampuan adaptasi yang instan terhadap tugas-tugas mendadak dan to be advised yang harus diselesaikan dalam waktu yang teramat sangat singkat dan tepat waktu.”
”Kenapa bisa begitu?”
”Bapak silakan baca pada bagian-bagian awal tulisan ini supaya mengerti”
”Tulisan apa Gol?”
”Ini loh, tulisan yang sedang bapak baca ini”
”Mana?”
”Lha ini, tu bapak baca kan?”
”Manaaa?”
Oh iya, Dogol ngaco, mana mungkin tokoh cerita disuruh membaca ceritanya sendiri. Singkat kata, Dogol bercerita panjang lebar mengenai pekerjaan-pekerjaan singkat padat yang kerap terjadi di bagiannya. Di-amin-i oleh segenap tim Masaring.
”Oh begitu toh, tenang, saya akan bantu. Jadi pak Dogol, silakan begiti-beginu, ini-itu, lalu-lali, kuwe-kuwe, supaya bisa rapih”
”Tapi berarti saya harus menunda pekerjaan saya yang sekarang dong pak, untuk merapihkan sesuai dengan prosedur yang bapak minta ini”
”Ya tentu, mohon maaf, ini semua demi kebaikan kita”
”Baiklah saya akan susun segala sesuatunya sesuai dengan kaidah iti-intu, tadi.”
”Oke kalau begitu, semua sudah terpaparkan, langkah selanjutnya akan kita bicarakan Jum’at nanti sambil anda semua membawa usulan masing-masing untuk perubahan ini. Terima kasih atas kehadiran dan kerjasamanya”
”Terima kasih pak, mudah-mudahan ini semua lancar, bapak pun akan betah bersama kami.”
”Ah Dogol bisa aja.”
Swingngng! Semua ngacir. Semua langsung sibuk mempersiapkan segala sesuatunya untuk miting hari Jum’at. Esok harinya, Kamis, tim Masaring miting internal untuk mengkoordinasikan segala sesuatunya untuk di-efesiensi-kan. Perdebatan seru terjadi.
”Ngga bisa begitu, harus begini”
”Loh kan harus beginu, baru begiti”
”Tapi kan nanti semua berantakan”
”Ya untuk sekarang pasti akan sedikit kacau, tapi biar nanti kita rapihkan sama pak Paya besok”
”Yo wes, gue nurut dah”
Alkisah hari Jum’at pun tiba, Dogol ngga masuk. Sedang Doktorandesan. Tim yang lain jadi miting sama pak Paya. Senin, Awan dan lain-lain masih berkutat dengan program efisensi. Dogol cengar-cengir,
”Gimana miting kemarin? Oke ngga?”
”Wah kacau sistem kita diobrak-abrik, kita harus begiti dan beginu supaya anunya bisa ginu”
”Tapi semua lancar kan?”
”Ya, si Paya janji nanti Rabu kita miting lagi dia akan membahas action plan untuk bagian lu dan pemecahan untuk kekacauan ini”
”Wih, bagus! Hebat juga dia, sip dah, gua tunggu Rabu kalo gitu”
”Gih sana, gua lagi asyik nih ngurusin ini-itu”
“Ha?”
“Iti-inu”
“Oya ya”
Dogol bersemangat. Akhirnya! Kami akan menjadi efisien. Akhirnya! Kami akan menjadi benar. Akhirnya! Kami tak lagi merupakan biang kerok. Akhirnya! Kami akan menjadi biasa, sama dengan mereka. Ditengah kesibukan mereka mempersiapkan segala sesuatunya untuk di-efisiensi-kan, Dogol dan tim bernyanyi-nyanyi riang menyongsong hari-hari penuh aktivitas nan efisien dan teratur. Siang itu serasa pagi yang cerah dan sejuk berkabut, memberikan kesegaran dan angin baru bagi kehidupan kroco-kroco mumet di departemen Dogol. Kasian mereka.
Selasa, pukul 15.45, cuaca pagi itu begitu cerah dan membahagiakan (sore memang, tapi ingat, Dogol dkk sedang menikmati saat-saat indah menjelang segala sesuatunya di-efisiensi-kan), harum semerbak wangi bayfresh yang disemprotkan mbak resepsionis, karena ada kurir yang bau tadi, bak memberikan nafas baru bagi jiwa-jiwa di departemen Dogol yang selama ini merana. Merana? Ah, itu kan dulu, Dogol dkk menantikan hari-hari penuh kegembiraan esok, ketika pak Paya memberikan solusinya.
Pukul 16.15, anak-anak departemen Dogol gelisah, kok email undangan miting belum ada ya? Biasanya kan sehari sebelumnya ada email untuk mengkonfirmasikan bahwa miting esok hari pasti jadi diadakan. Dogol mencoba menenangkan rekan-rekannya.
”Mungkin beliau sibuk hingga lupa mengirimkan email. Tapi toh kemarin Jum’at semua sudah sepakat untuk miting besok kan?”
Rekan-rekan Dogol manggut-manggut tanda mahfum. Jarang-jarang Dogol bisa ngomong begini. Ya sudah, Dogol aja bisa tenang, masak yang kita pusing. Begitu kata mereka dalam hati. Mungkin.
16.47, telepon Dogol berdering.
”Tuiuuut. Tuuiuuut.”
”Haluuu”
”Gol, lusa ada acara golf di Cungkiring sama Merapi Gold, kamu siapin ya”
”Siapa aja yang ikut bos?”
”Biasalah, pak Tobh, Miki, Jerry, dan semua VP”
”Oh musti siapin apa bos?”
”Biasalah, supenir, gimmick, iti-inu, una-nani...”
“Okey, supenir kita punya tapi dan kaos sama handuk, seperti biasa kan?”
“Oya ya, oke deh”
“Sip”
Kerjaan mendadak, seperti biasa. Tapi urusan begini mah Dogol udah merem aja. Soalnya baru sebulan lalu juga ada acara golf, sisa supenir masih banyak, jadi walaupun mendadak, tapi masih under control. Ciss, Dogol gaya euy. Sambil berkacak pinggang Dogol memanggil rekannya, Nuralim, untuk koordinasi.
“Nur, lusa ada acara golf, kita siapin iti-inu, giti-ginu, semua supenir handuk, kaos dan topi siapkan sekian biji, plastikin bungkus, bakarr... hehe becanda, kasi ke Indro untuk di masukin gudibeg okey?”
“Siap om, cuma itu aja? Kok gampang amat ya?”
”Mmm, rasanya cuma itu...”
”Yakin?”
”Iya bener cuma itu, bentar.... iya ga ada lagi kok. Tapi iya ya kok gampang amat ya?”
”Ya udah deh, gue urusin aja langsung ya?”
“Sip”
Bener juga si Nur, kok rasanya ada yang aneh ya, persiapan terasa begitu simpel dan praktis, tidak seperti biasanya. Apakah ada instruksi yang kelewatan? Tidak juga. Sementara Nuralim dan Indro bertungkus lumus di gudang menyiapkan segala sesuatunya, sambil tidur-tiduran, Dogol mencoba mengingat-ingat kronologis order bos tadi. Mendadak? Yap. Musti cepat? Yap. Mesti ada yang kurang nih, soalnya kaki kiri dogol rasanya agak berkunang-kunang.
Yah eniwei, persiapan acara lusa dalam waktu kurang dari 2 jam telah selesai. Pukul 19 kurang dua menit Dogol siap-siap untuk pulang ketika teleponnya menjerit.
”Auuuaauaua... Auauaua”
”Haluu...”
”Gol, acara lusa mungkin dipindah jadi besok siang”
”Lha? Kok ’mungkin’ bos?”
”Ga tau nih, pak Tobh dan Jerry lusa ada acara turing naik motor besar kesayangan mereka katanya”
”Walah?”
”Sama satu lagi, pak Tobh pengen handuk dan topinya jangan sama dengan yang kemarin, soalnya dia udah punya, coba kamu cari yang lain”
”Wah, mana sempat bos, untuk acara besok siang?”
Gawat!
”Iya, abis gimana, coba deh kamu telponin tu Paku Perak (supplier gimmick Dogol –red) dia punya apa aja”
”Oke deh saya coba, tapi mau bujet yang berapaan?”
”Kamu coba cek dulu aja barangnya ada apa engga, besok kamu bawa ke kantor pagi-pagi, kita discuss mau ambil yang mana”
”Klik”
”Ha? Kok ’klik’?”
”Saya nutup telpun”
”Oh iya, ya udah”
”Klik”
”Pluk”
PREK!
Jempol kaki kanan Dogol keinjek roda kursi, sakitnya wadaoow! Dogol bergegas ke gudang untuk menghentikan Nuralim dan Indro yang sedang mengumpulkan gimmick.
”Nur, lu bener, kita lupa sesuatu!”
”Hah!? Apaan om?”
”Tentative dan to be advised!”
“Kenapa?”
“Semua rencana adalah TENTATIVE DAN TO BE ADVISED!”
Nuralim dan Indro memandang Dogol tak berkedip. Nanar, mengikuti gerakan Dogol yang mundur pelaaan sekali, bersembunyi dibalik pintu. Dengkul Dogol serasa mau cuti, rasa bersalah yang tak terhingga, kekesalan yang tak berujung, kesedihan yang begitu mendalam, dan penyesalan yang tiada maaf, berkecamuk di jempol kaki kanan dogol yang masih mual karena keinjek roda kursi tadi.
Alkisah keesokan harinya Dogol miting sama bosnya membawa setumpukan sample gimmick yang berhasil dia rampas dari Paku Perak. Setelah lama berdebat dengan dirinya sendiri, akhirnya bos Dogol memutuskan supenir A, Topi B dan kaos C untuk diproduksi sebagai gimmick untuk acara lusa, Jum’at. Lho kok Jum’at? Bukannya nanti siang atau besok? Ya, bos Dogol tadi pagi menjelaskan bahwa acaranya jadi Jum’at, bukan besok apalagi siang ini, “mana mungkin”, dia bilang begitu. Lha??
“Gol, kamu pesan yang ini-ini-ini- sama yang itu ya. Besok harus sudah jadi”
“Duitnya gimana bos? Administrasinya gimana bos?"
“Kamu jalan aja dulu, pake surat ini-itu kelamaan, nanti malah ngga jadi besok barangnya”
”Duitnya?”
”Tolelolelotoeet.. tut.. tut.. cuik.. cuik.. kwingng..”
Telpun sialan punya bos bunyi.
”euHaloh..”
”Oh iya, jadi gimana tuh, soal yang itu”
”Yaya memang keadaannya begitu, you jangan ikut-ikutan deh”
”Betul, soalnya kalo.... eh bentar ya...”
”Gol, kamu order dulu aja nanti abis saya telpun-telpunan kita discuss lagi, tadi kamu tanya soal apa ya?”
Bos mengisyratkan Dogol untuk enyah dari ruangannya karena beliau sedang telpun.
”Tapi bos, duitnyaa......”
”Emang si Toni apa kabarnya sekarang?”
”Ha? Ah you bisa aja, nanti kita makan siang bareng deh”
”Biasalah di tempat you biasa nongkrong itu lah”
Dogol dicuekin. Dogol beringsut, mundur teratur, menghilang di balik pintu ruangan bos dengan mata berkaca-kaca.
”Kenapaa... Kenapaaa....”
Tak perduli dengan persoalan duit yang masih belum jelas, Dogol pun bergerak cepat memesan segala sesuatunya itu dan memastikan semuanya selesai besok. Mau tidak mau kesuksesan acara lusa sebagian telah menjadi tanggung jawab Dogol. Dan Dogol tidak terbiasa melalaikan tanggung jawab, meskipun sering lupa, tapi kalau ingat, Dogol pasti akan berusaha untuk melaksanakan tugas yang telah diberikan kepadanya dengan segala daya dan upaya terbaiknya. Itulah Dogol, kroco mumet yang tahunya cuma bekerja keras demi bos dan perusahaan.
Bukan cuma Dogol yang sibuk, semua rekan Dogol juga ikut-ikutan sibuk mempersiapkan acara lusa. Ada yang bertugas mengurus makanan dan minuman, ada yang mengurus venue tempat golf, ada yang tidur-tiduran memimpikan Luna Maya sedang menyiapkan kopi untuknya, ada yang sibuk mengurus undangan, dan lain sebagainya kesibukan yang terkait dengan acara golf lusa.
Esok harinya, kesibukan mempersiapkan acara Jum’at besok semakin menjadi-jadi. Keributan-keributan besar dan kecil unjuk gigi disana-sini, seperti ingin meramaikan suasana yang sudah ricuh. Perdebatan-perdebatan kecil hingga menengah menjadi bumbu penyedap keriuhan preparation menjelang acara. Adapun Dogol, sedang berada di venue Cungkirang, memastikan kondisi lapangan siap dan ready untuk menyambut kedatangan para bos.
Jum’at pagi jam 07.00, tim Masaring sudah siap di venue. Tamu-tamu agung mulai berdatangan, saling cekakak-cekekek diantara mereka, sambil sesekali pura-pura meluruskan pinggang, tersenyum melirik ke para waitress Cungkirang yang seksi dan bohae, berharap dapat angin dari salah satunya. Jam 08.00 acara dimulai, para bos bermain dengan riang gembira, tertawa-tawa, menertawakan dunia dan kebodohan mereka memukul-mukul bola kecil supaya masuk lubang. Sore hari acara golf yang dipersiapkan dengan segala daya dan upaya itu pun berakhir. Tim Masaring menarik napas lega, satu persatu pulang dengan badan pegal-pegal namun bahagia karena berhasil menjalankan tugas dengan baik, mendekati kesempurnaan yang hakiki, berharap para bos terkesan dengan segala jamuan yang mereka persiapkan dengan keringat dan air mata.
Untung besok wiken. Hati Dogol begitu riangnya, dia pulang dengan badan penuh keringat, tanpa mandi, langsung mencumbu bantal, menindih kasur dan memeluk erat selimutnya, Dogol tidur dengan rencana yang tersusun rapi, akan bangun siang. Dan benar, Dogol bangun siang dihari minggunya, Sabtu terlewat dengan tidak percuma. Dogol mendapatkan quality sleep yang dia idam-idamkan sejak 3 hari yang lalu.
Senin pagi, rutinitas Dogol untuk minggu ini dimulai kembali. Saat menyalakan komputer dan merapikan mejanya Dogol menemukan setumpukan kertas teronggok di pojokan kolong mejanya. Seperti teringat akan sesuatu, Dogol buru-buru menyundulkan kepalanya ke palang meja bagian bawah supaya benjol sambil mengambil tumpukan kertas tadi. Di antara tumpukan kertas itu Dogol menemukan gunting, kabel USB, dan print out Luna Maya sedang tersenyum ke arahnya sambil memegang voucher pulsa isi ulang prabayar salah satu operator seluler ternama di Indonesia. Bilang aja XL susah amat sih Gol, ini kan bukan komersil. Oke, jadinya kertas print out Luna Maya sedang tersenyum ke arahnya sambil memegang voucher pulsa isi ulang prabayar XL. Kamu ini ribed banget sih Gol, tinggal bilang ’voucher XL’ aja kok susah bener kayanya. Ok intermesso yang tidak perlu, berhenti kamu.
Ya, karena intermesso tadi mengganggu uraian mengenai keteringatan Dogol akan membenjolkan kepalanya, kita kembali ke cerita. Ya, kertas print out berisi gambar Luna May.. haiyaaah tauu tauu udah tauuu... langsung ajaa... Ya, kertas print out itu mengingatkan Dogol akan program efisiensi yang rencananya akan dilaksanakan minggu lalu oleh pak Paya terhadap departemen Dogol yang biang kerok ini. Dogol terlupa, ia khilaf, melupakan program itu karena larut dalam keramaian mempersiapkan acara golf yang mendadak dan tentative kemarin.
Dogol merasa menyesal dan bingung, kenapa sampai melupakan revolusi luhur yang ditunggu-tunggunya. Akankah keindahan efisiensi dan keteraturan yang dinanti-nanti lenyap hilang hanya karena mereka lupa dan, sibuk dengan urusan mendadak dan tentative kemarin? Akankah kegembiraan minggu lalu dan minggu sebelumnya menguap tanpa bekas? Akankah semua kerja keras mengumpulkan kertas-kertas dan pura-pura menganalisa sistem tersia-siakan begitu saja? Apakah tidak ada surga? Apakah Luna Maya cuma ada di dalam mimpi Dogol yang kesepian? Apakah jempol kaki kanan Dogol akan sembuh? Apakah kuping kanan Dogol akan kembali bersama jakunnya yang hilang? Apakah arti sebuah nama? Ada apa dengan cinta? ih.. AADC, ada Dian Sastro bidadari idola Dogol jaman dulu. Lho? Luna Maya gimana Gol? Itu kan jaman dulu, sekarang sih Luna Maya is my number one. Hihi.. Apakah dunia cuma selebar daun kelor? Apakah itu daun kelor? Apakah anda sudah gila dan bosan hidup? Kenapa anda masih membaca tulisan ngaco ini? Kenapa? Kenapaaa? Keeenaaapaaaaa....?!! Perut Dogol berteriak pilu menyaksikan rontoknya intelegensia otak Dogol dalam membuat tulisan. Tidak jelas, ngalor ngidul tanpa arah. Juga karena melupakan nasibnya yang tidak ada harapan untuk diisi semenjak tadi malam hingga siang ini.
Dengan gigi yang penuh dengan perasaan gundah gulana dan rasa bersalah yang teramat pedih, perih, dan merintih tertatih-tatih, Dogol berjalan lunglai menuju meja rekannya, Drs. Awan.
”Wan, sori, gue lupa soal program efisiensi kita yang digagas oleh pak Paya”
”Oh itu emang kenapa?”
”Iya, itu jadinya gimana ya? Sori banget, gua sibuk gara-gara acara golf keparat itu, jadi lupa ngurusin program efisiensi yang kita nanti-nantikan”
“Ah ngga papa kok”
Drs. Awan terlihat tenang dan dingin menyambut curahan pertanyaan Dogol. Dogol bingung, dan melihat ke sekeliling, ke meja rekan-rekannya yang lain. Mereka semua terlihat normal, tidak antusias dan tiada daya hidup, seperti biasanya. Kemana semangat revolusi yang berkobar beberapa hari yang lalu?
“Lho, kok gitu, bukannya kita semua sudah siap dan sudah diacak-acak sama pak Paya? Gua udah nyusun nih rencana-rencana action plan untuk enam bulan mendatang. Kok ngga ada follow up-nya? Terus yang lu kerjain juga bukannya udah banyak, si Tanto juga, si Charlie juga, bukannya mereka sudah teracak-acak dan terurai?”
“Terus? Lu mau apa?”
“Ya, kita teruskan dong, tanggung nih udah setengah jalan, sebagian sistem udah gua rubah mengikuti action plan miting kemarin, sayang kalo berhenti tersia-sia. Ayo kita follow up”
“Terserah lu dah...”
“Ha? Emang kenapa sih?”
“Pak Paya udah resign”
TUINGNG!
Jempol kaki kanan Dogol seketika sembuh sempurna. Dengkul Dogol tertawa terbahak-bahak.... HAHAHAHA!! Otak Dogol kabur, nyumput dekat pantry.
Dunia terlihat pucat seakan mau luntur.
Langit berguncang keras seakan sedang batuk.
Dogol pingsan.