Selasa, 16 Desember 2008

Dogol Gapchet ... (Gagap Sachet!)

Dogol punya acara baru. Hampir setiap hari, saat waktunya ‘sleepy time’ tiba (biasanya terjadi antara jam 2 sampai jam 3 an sore, perut kenyang, mata ngantuk, gak bisa mikir …), Dogol bersama partnernya yang manis, MiuMiu, akan berusaha menimbulkan kesegaran, sekaligus merayakan produktivitas kerja yang sedang digenjot kencang di kantor mereka. Eh, maksudnya di cubicle mereka. Ya, satu cubicle untuk berdua!

Gimana caranya????

MiuMiu selalu siap sedia dengan berbagai jenis kopi-kopian dan teh-tehan di lemari kecilnya. Dan saat rasa kantuk itu tiba … Voila! Lemari dibuka!!!

Minuman-minuman penyegar itu tersedia dalam bentuk sachet. Mudah disiapkan, cepat dan juga menyegarkan. Dogol dan MiuMiu saling bergiliran membuat minuman untuk mereka berdua. Hari ini Dogol, besok MiuMiu, besoknya Dogol lagi, trus besoknya MiuMiu lagi … dan seterusnya. Ahhh … betapa bahagianya di tempat kerja!

Suatu hari, pas waktu ‘sleepy time’, partner Dogol yang lain, si Alor, datang dengan wajah datar, namun penuh bekas lipatan. Tatapan matanya penuh makna, itu artinya banyak hal yang 'menggelayuti his mind'. Melihat gelagat ini, Dogol dan MiuMiu cepat tanggap. Satu, dua, tiga … Voila! Lemari dibuka. Pilihan hari itu antara kopi dan teh. Dogol pilih kopi, sedangkan MiuMiu dan si Alor pilih teh. Dan kali ini giliran Dogol yang jadi juru ramu, penyeduh minuman sachet of the day.

Bergegas Dogol ke pantry, menyiapkan gelas dan sendok, dan membawanya ke meja samping dispenser. Kebetulan baru kali ini Dogol meramu teh sachet (biasanya selalu kebagian bikin kopi). Segera disobeknya sachet itu. Tapi, hey, hey, hey … kok angel? Sachet tak tersobek juga, sepertinya tak rela dan coba melawan. Dogol tak kurang akal, segera insting binatangnya muncul, aaarrrrrrr … gigi taringnya segera beraksi, mencoba mengoyak sachet dengan ganasnya. Tapi, wait! Kok tak sobek jua.

“Kok susah banget ya!” celetuk Dogol.

MiuMiu yang lagi berdiri dekat situ langsung melihat,

“Dogol! Itu kan bisa disobek aja dari situ,” sambil menunjuk ke bagian samping sachet.

“Hah?????”

Dogol terbelalak, ternyata di bagian samping sachet itu ada sobekan kecil, buat mempermudah penyobekan. Dan … srekkk! Dengan mudahnya sachet dibuka.

“Oalahhhhhhhhh …..”

“Dogoooooollll!”

“He, he, he, he ….,” Dogol cuman bisa cengar-cengir.

MiuMiu ketawa ngakak, dan mereka bertiga kemudian berkumpul di cubicle kecil nan ceria hari itu. Berdiskusi, menyambung imajinasi!

PS : Hari itu, gak ada yang pingsan…

.

Sabtu, 22 November 2008

Kejar Daku, Kejar Daku, Kau Kutangkap



Peringatan Tuti (bukan Dini):
Tulisan ini cukup panjang, akan lebih baik dibaca kala anda sedang istirahat atau kurang kerjaan. Yang penting sedang tidak ada bos di sekitar anda. Jangan terburu-buru. Nikmati penderitaan dan sukacita yang Dogol alami. Perhatikan tiap tanda baca. Titik, koma, tanda seru, kutip dan sebagainya ada untuk mencoba menyampaikan intonasi dan pengalaman yang ingin Dogol ceritakan. Resapi setiap jeda yang tersirat, biarkan emosi anda bermain, lepaskan imajinasi dalam mencerna rangkaian kata dan kalimat yang menyusun tulisan ini. Niscaya dengan segala kerendahan hati, anda akan menjadi Dogol yang sebenar-benarnya.

Perlu diketahui bahwa pemilihan judul di atas tidak terkait langsung dengan cerita ini. Namun, dengan penghayatan yang penuh ketulusan dan keterbukaan hati serta pikiran, bukan tidak mungkin anda akan merasakan hal yang sama seperti yang Dogol rasakan. Dan judul di atas pun akan menjadi jelas makna dan maksudnya. Berbahagialah anda.

Selanjutnya, silakan menikmati kisah Dogol di berikut ini.

Perusahaan Dogol sedang giat-giatnya menggalakkan implementasi sistem pengadaan yang efisien. Aktifitas pembelian barang, purchasing, istilah kerennya, telah menjadi isu nasional yang menuntut kerapihan prosedur dan dokumentasi yang tertib sempurna untuk dapat dilakukan efisiensi dan pengontrolan yang lebih baik. WASKAT, pengaWASan meleKAT akan menjadi policy, cieh Dogol pake inggris mulu nih, kebijakan yang akan diterapkan di semua lini departemen di perusahaan Dogol. Perusahaan tempat Dogol bekerja tepatnya.

Departemen Dogol, Masaring and Ansletion, adalah departemen yang bertugas menghambur-hamburkan uang perusahaan demi kepentingan Masaring Komunikasion. Sudah barang tentu, dengan adanya Dogol dan sebangsanya di sana, departemen ini menjadi departemen yang paling amburadul dengan aturan main sendiri yang sering membuat pusing rekan-rekannya di departemen lain, Keuangnance dan Komercil, misalnya.

Hal tersebut tidak lepas dari bos Dogol yang menuntut sikap cepat tanggap, can do attitude untuk job-job serta assignment-assignment yang mendadak, kilat, ekstra ekspres, murah namun dengan hasil yang sempurna. Semua maunya begitu bukan? Ibarat Corporate Sangkuriang kerah ungu, yang selalu siap sedia, Dogol cs kerap kali diminta untuk menyiapkan acara-acara perusahaan berskala konser tunggal Ari Lasso dengan standar internasional hanya dalam waktu satu minggu tanpa pemberitahuan pasti mengenai budget maupun tujuan acara.

“Gol, untuk acara minggu depan sudah siap kan?”

“Ha?”

“Iya acara yang kemarin saya kasih tau…”

”Ha?”

”Itu loh, acara yang diminta pak Tobh”

“Ha?”

“Ah kemana aja kamu.. acaranya akan mengundang para kastamer (customer/pelanggan –red). Kamu jangan bikin yang asal ya, harus ini-itu, iti-inu, beginu-begiti, pokoke seng apiek yo”

”Ha?”

”Ha-he-ha-he... kamu denger ngga sih kalo saya email?”

”Ngga tuh”

”Makanya kalo saya ngomong kamu baca dong, percuma saya kirim email kalo kamu ga denger”

”???”

”Ya udah, pokoknya saya mau proposalnya nanti sore selesai saya miting sama pak Tobh dan Miki”

”....”

Dogol melongo. Bos ngeloyor sambil komat-kamit sama telpun canggihnya. Sayup-sayup dogol menangkap sedikit pembicaraan antara Bos dengan telpunnya.

”Pun, kamu kok canggih amat ya”

”Wess so pasti dong boss, siapa dulu yang punya.. Bos canggih...”

”Ah kamu bisa aja pun, coba bunyi dikit”

”Tolelolelotoeet.. tut.. tut.. cuik.. cuik.. kwingng..”

”Wih gue emang canggih”

”Bos emang yang paling canggih dah”

Dogol pengen lempar itu telpun kalo lagi ngejilat pant... eh kuping bos kaya gitu. Jijay dech... Singkat cerita, Dogol masih bengong. Bingung memikirkan pembicaraan Bos dan telpunnya. Kok telpun bisa ngomong sendiri ya, aneh. Aneh sekali. Tiba-tiba... PLAK! Kepala Dogol di keplak oleh Drs. Awan rekan se-departemen Dogol.

”Gol, gimana?”

”Apanya?”

”Itu yang tadi bos ngomong”

”Ha?”

”Gimana sih lu, itu looh acara yg dia ceritain tadi. Gua disuruh siapin proposal, lu udah bikin blum?”

“Emang itu acara apaan sih?”

“Lha!? Ga tau gue, gue kira lu tau”

“Haiyyahhh!!”

Drs. Awan pun ikut bengong.

Wah ceritanya jadi ngalor ngidul nih, tapi intinya begitulah. Acara dimana segala persiapan bersifat cepat, tepat, ekspress dan tentative. Aktivitas dimana semuanya serba mendadak, butuh cepat, dan to be advised. Itulah kerjaan Dogol cs sehari-hari. Sebenarnya bekerja di departemen Dogol ini seru, untuk mereka yang menyukai tantangan dan ketegangan setiap saat. Kerjaan Dogol penuh dengan element of surprise. Wiww, inggris Dogol makin ciamik!

“Ah cape Gol, ng-inggris mulu ente.”

“Biarin ah, biar keren”

Oleh karenanya departemen Dogol, menciptakan sebuah sistem sendiri yang unik namun inovatif untuk menjawab kasus-kasus sedemikian. Sistemnya disebut Prosedur Masaring BLKNGN yang terdiri atas sub-sub prosedur, BD-LB, OD-BB, KD-BB, dan BD-AB. Beli Dulu-Lapor Belakangan. Order Dulu-Bayar belakangan. Kerjain Dulu-Bilang Belakangan. Bikin Dulu-Approve belakangan.

Nah sistem ini merupakan makanan empuk untuk program efisiensi bidang pengadaan yang sedang digalakkan tadi. Jadilah departemen Dogol sebagai proyek percontohan pertama sebagai departemen paling tidak nurut sama aturan perusahaan. Memang departemen Dogol dianggap biang kerok segala ketidakefisensian perusahaan.

Hari Senin, muncul email dari pak WanMulya, Vice President bidang Gudangstick and Pengadament yang isinya mengundang miting mengenai program efisiensi bidang pengadaan, hari Rabu pagi. Bos Dogol menunjuk para kroco mumet, Dogol dkk, untuk hadir dan mempersiapkan segala sesuatunya untuk di-efisiensi-kan. Miting tersebut akan menghadirkan seorang karyawan baru di departemen pak WanMulya, namanya pak Paya. Konon kabarnya pak Paya ini memang jagonya dalam mengimplementasikan segala sesuatunya untuk di-efisiensi-kan, track record di perusahaannya terdahulu, sebagai quality controller untuk birokrasi perusahaan. Wih, pak WanMulya dan segenap jajaran manajemen perusahaan Dogol menaruh harapan sangat besar di pundak beliau untuk dapat menaklukan keparat-keparat di departemen Dogol tukang bikin pusing departemen-departemen lain, terutama Keuangnance dan Komercil.

Hari miting pun tiba, ini hari Rabu yang ditunggu-tunggu. Dogol dkk sudah siap di ruang miting dengan membawa segala sesuatunya untuk di-efisiensi-kan. Kecuali Dogol. Lha wong dia sudah efisien, menurut dia sendiri. Kalau bawa segala sesuatunya untuk di-efisiensi-kan, berarti kan Dogol tidak efisien. Dogol emoh mengakui ketidak-efisiensi-annya. Logika yang Dogol pelajari dari seniornya Drs. Awan. Dogol memang cerdas, cepat tanggap pada situasi.

“Gol, lu ngga bawa apa-apa nih?”

“Kaga, kan gue udah efisien”

“Wah, bagian lu paling banyak yang bakal dibahas”

”Kata siapa?”

”Bos”

”Emang dia ikut miting?”

”Ikut, tu dia lagi kesini”

”Hah!?”

Cwing....!

Dogol ngacir balik ke mejanya, tak menyangka dirinya akan menjadi topik pembahasan utama, dia mengumpulkan segala sesuatunya untuk di-efisiensi-kan, takut diamuk sama bos. Kasian Dogol, beraninya cuma kalo ga ada bos. Panik, Dogol menyambar semua kertas-kertas yang berserakan di kolong mejanya. Pokoknya bawa aja semua, biar kelihatan rumit, penting dan siap untuk miting, urusan kertas isinya cuma print-out foto Luna Maya bekal Dogol kalo lagi pengen eh pusing, atau ada gunting, penggaris dan kabel USB yang ikut terbawa ngga masalah, semua urusan belakangan, yang penting bawaan Dogol banyak, berkesan serius menghadapi miting.

Akhirnya Dogol kembali ke ruang miting, terengah-engah. Untung bos belum datang.

”Bos ga jadi ikut sekarang, ntar nyusul” teman Dogol, Charlie, nyeletuk.

Dogol terhuyung-huyung mau kolaps, belum sempat sarapan, sudah disuruh olah raga bolak balik ruang miting-kubikel sambil bawa setumpukan segala sesuatunya untuk di-efisiensi-kan. Ah berlebihan si Dogol ini, wong cuma sepuluh langkah aja dibilang olah raga.

Setelah Dogol duduk dan mengatur napasnya yang sudah selasa jum’at, miting pun dimulai. Dibuka oleh pak WanMulya selaku pimpinan bagian yang terkait langsung, dan memperkenalkan bawahan barunya, pak Paya. Turut pula hadir perwakilan dari departemen Keuangnance dan Komercil.

“Perkenalkan saya Paya, karyawan baru seminggu di departemen
Gudangstick and Pengadament. Saya ditunjuk untuk melakukan pembenahan ini berdasarkan pengalaman saya yang telah teruji berhasil melakukan implementasi efisiensi bidang pengadaan di perusahaan-perusahaan saya yang terdahulu” Kata pak Paya untuk membuka miting penting hari inting.

”Salam kenal pak Paya, mudah-mudahan anda betah diperusahaan ini dan berhasil melakukan perubahan efisiensi yang dimaksud” Drs. Awan menyambut.

”Ya, terima kasih. Departemen anda, Masaring, telah teridentifikasi sebagai departemen yang paling empuk dan enak untuk di-efisiensi-kan, berdasarkan hasil riset saya dan para manajemen tim, serta seluruh perusahaan”

”Kira-kira apa yang perlu kita lakukan untuk mencapai efisiensi yang dimaksud pak?”

”Setelah menganalisa, mengkaji dan menyelami segala problematika dan aktivitas yang anda lakukan, berdasarkan dokumen laporan dari departemen Keuangnance dan Komercil, saya merasakan perlu adanya perubahan yang cukup signifikan, bahkan radikal, dalam prosedur pengadaan di departemen anda”
”Wah, kira-kira apa saja tu pak” Dogol ikutan nimbrung.

”Ya, perubahan besar dan akan kita susun bersama menuntut perombakan masal, pembongkaran sistem dan birokrasi serta dokumentasi dari yang selama ini anda lakukan. Dimulai dari proses Masaring Requesesi, atau awal dari suatu proses pengadaan, misalnya. Saya minta anda semua untuk melakukan iti-inu, dengan cara begiti-beginu, guna meningkatkan efisiensi.”

Pak Paya yang saya sayangi, dengan segala hormat, itu berarti kita akan mengobrak-abrik dan mengacak semua tatanan prosedur dan adiminsitrasi yang sudah berjalan selama puluhan tahun di departemen ini. Dan perombakan ini akan menuntut komitmen dari semua pihak untuk menyusun prosedur yang baik, benar, efisien, serta sesuai dengan cita-cita bapak.”

”Yak betul persis, saya berjanji akan terus memantau dan membantu perombakan ini”

”Intinya pak, bapak kan baru nih disini, dan perombakan yang bapak minta akan membutuhkan waktu 2 sampai 3 bulan agar semua benar-benar rampung. Kami siap untuk melakukan itu, apakah bapak yakin akan bertahan selama itu?”

”Haha, maksud pak Awan, sebelum semua ini selesai saya, keburu berhenti, resign, begitu?”

”Ya kami cuma ingin memastikan saja”

”Ya ngga mungkin to pak, gini-gini saya kan juga punya tanggung jawab”

”Bukan maksud kami untuk menyinggung bapak, masalahnya adalah, begitu ini semua dimulai, sistem kami akan diacak-acak, dan pola kerja kami akan berubah selama adanya pembenahan ini. Tapi demi, kebaikan dan maksud tulus untuk perusahaan, kami siap melaksanakannya”

”Dari yang sudah-sudah perubahan selalu berjalan setengah jalan, kami yang kerepotan mengembalikan ke sistem semula, jangan sampai hal ini terjadi lagi, begitu lo pak” Charlie menambahkan.

”Ah saya optimis kita akan sukses, dan tim Masaring akan menjadi tim percontohan bagi perusahaan. Lagipula, rasanya ngga mungkin saya baru bergabung disini seminggu sudah berpikiran untuk pindah lagi, ngga mungkin itu. No way.”

”Bener lo pak, kita terus sampai selesai ya”

”Tenang saja pak Awan dan tim, rasanya saya senang di perusahaan ini, saya merasa tertantang untuk membereskan segala sesuatunya untuk di-efisiensi-kan. Perlu pula saya tambahkan, bahwa dari semua aksi saya di perusahaan-perusahaan terdahulu, semua sukses! Saya punya komitmen untuk menyelesaikan apa yang sudah saya mulai”

”Baguslah, kalau begitu ayo kita mulai revolusi ini, bagaimana kawan-kawan?”

”SETUJUUU!” Tim Masaring bersorak kompak. Kecuali Dogol, dia bobo.

Demikian, miting pun dimulai, tanpa menunggu Dogol. Dogol ada di ruang miting, tapi kesadarannya sedang berkelana entah kemana. Ke kamarnya Luna Maya kali.

PLAK! Kepala Dogol merasakan sapaan yang familiar.

”Ayo Gol, sekarang bagian elu nih”

”Pak Dogol, saya melihat begitu banyak kesemrawutan dan improvisasi yang membuat tatanan administrasi acakadul bersumber dari bagian bapak, Masaring Komunikasion

”He?” Dogol pura-pura melek, Luna Maya minggat, sambil kucek-kucek kuping (kalo kucek-kucek mata nanti dikira habis bobo) Dogol nyahut dengan keras dan nge-bass supaya terkesan segar ”SETUJUU!”

PLAK! PLAK! PLAK! BRUAK! Kepala Dogol disapa combo seluruh tim Masaring koalisi kebangsaan dengan tim Keuangnance dan Komercil.

”Oh iya pak, soal itu saya bisa jelaskan begini, bagian saya bisa dikatakan sebagai gugus tugas gerak cepat, tanggap, dan ekstra super ekspress. Kami punya nama sandi, Sangkuriang. Pekerjaan saya menuntut banyak improvisasi dan kemampuan adaptasi yang instan terhadap tugas-tugas mendadak dan to be advised yang harus diselesaikan dalam waktu yang teramat sangat singkat dan tepat waktu.”

”Kenapa bisa begitu?”

”Bapak silakan baca pada bagian-bagian awal tulisan ini supaya mengerti”

”Tulisan apa Gol?”

”Ini loh, tulisan yang sedang bapak baca ini”

”Mana?”

”Lha ini, tu bapak baca kan?”

”Manaaa?”

Oh iya, Dogol ngaco, mana mungkin tokoh cerita disuruh membaca ceritanya sendiri. Singkat kata, Dogol bercerita panjang lebar mengenai pekerjaan-pekerjaan singkat padat yang kerap terjadi di bagiannya. Di-amin-i oleh segenap tim Masaring.

”Oh begitu toh, tenang, saya akan bantu. Jadi pak Dogol, silakan begiti-beginu, ini-itu, lalu-lali, kuwe-kuwe, supaya bisa rapih”

”Tapi berarti saya harus menunda pekerjaan saya yang sekarang dong pak, untuk merapihkan sesuai dengan prosedur yang bapak minta ini”

”Ya tentu, mohon maaf, ini semua demi kebaikan kita”

”Baiklah saya akan susun segala sesuatunya sesuai dengan kaidah iti-intu, tadi.”

”Oke kalau begitu, semua sudah terpaparkan, langkah selanjutnya akan kita bicarakan Jum’at nanti sambil anda semua membawa usulan masing-masing untuk perubahan ini. Terima kasih atas kehadiran dan kerjasamanya”

”Terima kasih pak, mudah-mudahan ini semua lancar, bapak pun akan betah bersama kami.”

”Ah Dogol bisa aja.”

Swingngng! Semua ngacir. Semua langsung sibuk mempersiapkan segala sesuatunya untuk miting hari Jum’at. Esok harinya, Kamis, tim Masaring miting internal untuk mengkoordinasikan segala sesuatunya untuk di-efesiensi-kan. Perdebatan seru terjadi.

”Ngga bisa begitu, harus begini”

”Loh kan harus beginu, baru begiti”

”Tapi kan nanti semua berantakan”

”Ya untuk sekarang pasti akan sedikit kacau, tapi biar nanti kita rapihkan sama pak Paya besok”

”Yo wes, gue nurut dah”

Alkisah hari Jum’at pun tiba, Dogol ngga masuk. Sedang Doktorandesan. Tim yang lain jadi miting sama pak Paya. Senin, Awan dan lain-lain masih berkutat dengan program efisensi. Dogol cengar-cengir,

”Gimana miting kemarin? Oke ngga?”

”Wah kacau sistem kita diobrak-abrik, kita harus begiti dan beginu supaya anunya bisa ginu”

”Tapi semua lancar kan?”

”Ya, si Paya janji nanti Rabu kita miting lagi dia akan membahas action plan untuk bagian lu dan pemecahan untuk kekacauan ini”

”Wih, bagus! Hebat juga dia, sip dah, gua tunggu Rabu kalo gitu”

”Gih sana, gua lagi asyik nih ngurusin ini-itu”

“Ha?”

“Iti-inu”

“Oya ya”

Dogol bersemangat. Akhirnya! Kami akan menjadi efisien. Akhirnya! Kami akan menjadi benar. Akhirnya! Kami tak lagi merupakan biang kerok. Akhirnya! Kami akan menjadi biasa, sama dengan mereka. Ditengah kesibukan mereka mempersiapkan segala sesuatunya untuk di-efisiensi-kan, Dogol dan tim bernyanyi-nyanyi riang menyongsong hari-hari penuh aktivitas nan efisien dan teratur. Siang itu serasa pagi yang cerah dan sejuk berkabut, memberikan kesegaran dan angin baru bagi kehidupan kroco-kroco mumet di departemen Dogol. Kasian mereka.

Selasa, pukul 15.45, cuaca pagi itu begitu cerah dan membahagiakan (sore memang, tapi ingat, Dogol dkk sedang menikmati saat-saat indah menjelang segala sesuatunya di-efisiensi-kan), harum semerbak wangi bayfresh yang disemprotkan mbak resepsionis, karena ada kurir yang bau tadi, bak memberikan nafas baru bagi jiwa-jiwa di departemen Dogol yang selama ini merana. Merana? Ah, itu kan dulu, Dogol dkk menantikan hari-hari penuh kegembiraan esok, ketika pak Paya memberikan solusinya.

Pukul 16.15, anak-anak departemen Dogol gelisah, kok email undangan miting belum ada ya? Biasanya kan sehari sebelumnya ada email untuk mengkonfirmasikan bahwa miting esok hari pasti jadi diadakan. Dogol mencoba menenangkan rekan-rekannya.

”Mungkin beliau sibuk hingga lupa mengirimkan email. Tapi toh kemarin Jum’at semua sudah sepakat untuk miting besok kan?”

Rekan-rekan Dogol manggut-manggut tanda mahfum. Jarang-jarang Dogol bisa ngomong begini. Ya sudah, Dogol aja bisa tenang, masak yang kita pusing. Begitu kata mereka dalam hati. Mungkin.

16.47, telepon Dogol berdering.

”Tuiuuut. Tuuiuuut.”

”Haluuu”

”Gol, lusa ada acara golf di Cungkiring sama Merapi Gold, kamu siapin ya”

”Siapa aja yang ikut bos?”

”Biasalah, pak Tobh, Miki, Jerry, dan semua VP”

”Oh musti siapin apa bos?”

”Biasalah, supenir, gimmick, iti-inu, una-nani...”

“Okey, supenir kita punya tapi dan kaos sama handuk, seperti biasa kan?”

“Oya ya, oke deh”

“Sip”

Kerjaan mendadak, seperti biasa. Tapi urusan begini mah Dogol udah merem aja. Soalnya baru sebulan lalu juga ada acara golf, sisa supenir masih banyak, jadi walaupun mendadak, tapi masih under control. Ciss, Dogol gaya euy. Sambil berkacak pinggang Dogol memanggil rekannya, Nuralim, untuk koordinasi.

“Nur, lusa ada acara golf, kita siapin iti-inu, giti-ginu, semua supenir handuk, kaos dan topi siapkan sekian biji, plastikin bungkus, bakarr... hehe becanda, kasi ke Indro untuk di masukin gudibeg okey?”

“Siap om, cuma itu aja? Kok gampang amat ya?”

”Mmm, rasanya cuma itu...”

”Yakin?”

”Iya bener cuma itu, bentar.... iya ga ada lagi kok. Tapi iya ya kok gampang amat ya?”

”Ya udah deh, gue urusin aja langsung ya?”

“Sip”

Bener juga si Nur, kok rasanya ada yang aneh ya, persiapan terasa begitu simpel dan praktis, tidak seperti biasanya. Apakah ada instruksi yang kelewatan? Tidak juga. Sementara Nuralim dan Indro bertungkus lumus di gudang menyiapkan segala sesuatunya, sambil tidur-tiduran, Dogol mencoba mengingat-ingat kronologis order bos tadi. Mendadak? Yap. Musti cepat? Yap. Mesti ada yang kurang nih, soalnya kaki kiri dogol rasanya agak berkunang-kunang.

Yah eniwei, persiapan acara lusa dalam waktu kurang dari 2 jam telah selesai. Pukul 19 kurang dua menit Dogol siap-siap untuk pulang ketika teleponnya menjerit.

”Auuuaauaua... Auauaua”

”Haluu...”

”Gol, acara lusa mungkin dipindah jadi besok siang”

”Lha? Kok ’mungkin’ bos?”

”Ga tau nih, pak Tobh dan Jerry lusa ada acara turing naik motor besar kesayangan mereka katanya”

”Walah?”

”Sama satu lagi, pak Tobh pengen handuk dan topinya jangan sama dengan yang kemarin, soalnya dia udah punya, coba kamu cari yang lain”

”Wah, mana sempat bos, untuk acara besok siang?”

Gawat!

”Iya, abis gimana, coba deh kamu telponin tu Paku Perak (supplier gimmick Dogol –red) dia punya apa aja”

”Oke deh saya coba, tapi mau bujet yang berapaan?”

”Kamu coba cek dulu aja barangnya ada apa engga, besok kamu bawa ke kantor pagi-pagi, kita discuss mau ambil yang mana”

”Klik”

”Ha? Kok ’klik’?”

”Saya nutup telpun”

”Oh iya, ya udah”

”Klik”

”Pluk”

PREK!

Jempol kaki kanan Dogol keinjek roda kursi, sakitnya wadaoow! Dogol bergegas ke gudang untuk menghentikan Nuralim dan Indro yang sedang mengumpulkan gimmick.

”Nur, lu bener, kita lupa sesuatu!”

”Hah!? Apaan om?”

”Tentative dan to be advised!”

“Kenapa?”

“Semua rencana adalah TENTATIVE DAN TO BE ADVISED!”

Nuralim dan Indro memandang Dogol tak berkedip. Nanar, mengikuti gerakan Dogol yang mundur pelaaan sekali, bersembunyi dibalik pintu. Dengkul Dogol serasa mau cuti, rasa bersalah yang tak terhingga, kekesalan yang tak berujung, kesedihan yang begitu mendalam, dan penyesalan yang tiada maaf, berkecamuk di jempol kaki kanan dogol yang masih mual karena keinjek roda kursi tadi.

Alkisah keesokan harinya Dogol miting sama bosnya membawa setumpukan sample gimmick yang berhasil dia rampas dari Paku Perak. Setelah lama berdebat dengan dirinya sendiri, akhirnya bos Dogol memutuskan supenir A, Topi B dan kaos C untuk diproduksi sebagai gimmick untuk acara lusa, Jum’at. Lho kok Jum’at? Bukannya nanti siang atau besok? Ya, bos Dogol tadi pagi menjelaskan bahwa acaranya jadi Jum’at, bukan besok apalagi siang ini, “mana mungkin”, dia bilang begitu. Lha??


“Gol, kamu pesan yang ini-ini-ini- sama yang itu ya. Besok harus sudah jadi”

“Duitnya gimana bos? Administrasinya gimana bos?
"

“Kamu jalan aja dulu, pake surat ini-itu kelamaan, nanti malah ngga jadi besok barangnya”

”Duitnya?”

”Tolelolelotoeet.. tut.. tut.. cuik.. cuik.. kwingng..”

Telpun sialan punya bos bunyi.

”euHaloh..”

”Oh iya, jadi gimana tuh, soal yang itu”

”Yaya memang keadaannya begitu, you jangan ikut-ikutan deh”

”Betul, soalnya kalo.... eh bentar ya...”

”Gol, kamu order dulu aja nanti abis saya telpun-telpunan kita discuss lagi, tadi kamu tanya soal apa ya?”

Bos mengisyratkan Dogol untuk enyah dari ruangannya karena beliau sedang telpun.

”Tapi bos, duitnyaa......”

”Emang si Toni apa kabarnya sekarang?”

”Ha? Ah you bisa aja, nanti kita makan siang bareng deh”

”Biasalah di tempat you biasa nongkrong itu lah”

Dogol dicuekin. Dogol beringsut, mundur teratur, menghilang di balik pintu ruangan bos dengan mata berkaca-kaca.

”Kenapaa... Kenapaaa....”

Tak perduli dengan persoalan duit yang masih belum jelas, Dogol pun bergerak cepat memesan segala sesuatunya itu dan memastikan semuanya selesai besok. Mau tidak mau kesuksesan acara lusa sebagian telah menjadi tanggung jawab Dogol. Dan Dogol tidak terbiasa melalaikan tanggung jawab, meskipun sering lupa, tapi kalau ingat, Dogol pasti akan berusaha untuk melaksanakan tugas yang telah diberikan kepadanya dengan segala daya dan upaya terbaiknya. Itulah Dogol, kroco mumet yang tahunya cuma bekerja keras demi bos dan perusahaan.

Bukan cuma Dogol yang sibuk, semua rekan Dogol juga ikut-ikutan sibuk mempersiapkan acara lusa. Ada yang bertugas mengurus makanan dan minuman, ada yang mengurus venue tempat golf, ada yang tidur-tiduran memimpikan Luna Maya sedang menyiapkan kopi untuknya, ada yang sibuk mengurus undangan, dan lain sebagainya kesibukan yang terkait dengan acara golf lusa.

Esok harinya, kesibukan mempersiapkan acara Jum’at besok semakin menjadi-jadi. Keributan-keributan besar dan kecil unjuk gigi disana-sini, seperti ingin meramaikan suasana yang sudah ricuh. Perdebatan-perdebatan kecil hingga menengah menjadi bumbu penyedap keriuhan preparation menjelang acara. Adapun Dogol, sedang berada di venue Cungkirang, memastikan kondisi lapangan siap dan ready untuk menyambut kedatangan para bos.

Jum’at pagi jam 07.00, tim Masaring sudah siap di venue. Tamu-tamu agung mulai berdatangan, saling cekakak-cekekek diantara mereka, sambil sesekali pura-pura meluruskan pinggang, tersenyum melirik ke para waitress Cungkirang yang seksi dan bohae, berharap dapat angin dari salah satunya. Jam 08.00 acara dimulai, para bos bermain dengan riang gembira, tertawa-tawa, menertawakan dunia dan kebodohan mereka memukul-mukul bola kecil supaya masuk lubang. Sore hari acara golf yang dipersiapkan dengan segala daya dan upaya itu pun berakhir. Tim Masaring menarik napas lega, satu persatu pulang dengan badan pegal-pegal namun bahagia karena berhasil menjalankan tugas dengan baik, mendekati kesempurnaan yang hakiki, berharap para bos terkesan dengan segala jamuan yang mereka persiapkan dengan keringat dan air mata.

Untung besok wiken. Hati Dogol begitu riangnya, dia pulang dengan badan penuh keringat, tanpa mandi, langsung mencumbu bantal, menindih kasur dan memeluk erat selimutnya, Dogol tidur dengan rencana yang tersusun rapi, akan bangun siang. Dan benar, Dogol bangun siang dihari minggunya, Sabtu terlewat dengan tidak percuma. Dogol mendapatkan quality sleep yang dia idam-idamkan sejak 3 hari yang lalu.

Senin pagi, rutinitas Dogol untuk minggu ini dimulai kembali. Saat menyalakan komputer dan merapikan mejanya Dogol menemukan setumpukan kertas teronggok di pojokan kolong mejanya. Seperti teringat akan sesuatu, Dogol buru-buru menyundulkan kepalanya ke palang meja bagian bawah supaya benjol sambil mengambil tumpukan kertas tadi. Di antara tumpukan kertas itu Dogol menemukan gunting, kabel USB, dan print out Luna Maya sedang tersenyum ke arahnya sambil memegang voucher pulsa isi ulang prabayar salah satu operator seluler ternama di Indonesia. Bilang aja XL susah amat sih Gol, ini kan bukan komersil. Oke, jadinya kertas print out Luna Maya sedang tersenyum ke arahnya sambil memegang voucher pulsa isi ulang prabayar XL. Kamu ini ribed banget sih Gol, tinggal bilang ’voucher XL’ aja kok susah bener kayanya. Ok intermesso yang tidak perlu, berhenti kamu.

Ya, karena intermesso tadi mengganggu uraian mengenai keteringatan Dogol akan membenjolkan kepalanya, kita kembali ke cerita. Ya, kertas print out berisi gambar Luna May.. haiyaaah tauu tauu udah tauuu... langsung ajaa... Ya, kertas print out itu mengingatkan Dogol akan program efisiensi yang rencananya akan dilaksanakan minggu lalu oleh pak Paya terhadap departemen Dogol yang biang kerok ini. Dogol terlupa, ia khilaf, melupakan program itu karena larut dalam keramaian mempersiapkan acara golf yang mendadak dan tentative kemarin.

Dogol merasa menyesal dan bingung, kenapa sampai melupakan revolusi luhur yang ditunggu-tunggunya. Akankah keindahan efisiensi dan keteraturan yang dinanti-nanti lenyap hilang hanya karena mereka lupa dan, sibuk dengan urusan mendadak dan tentative kemarin? Akankah kegembiraan minggu lalu dan minggu sebelumnya menguap tanpa bekas? Akankah semua kerja keras mengumpulkan kertas-kertas dan pura-pura menganalisa sistem tersia-siakan begitu saja? Apakah tidak ada surga? Apakah Luna Maya cuma ada di dalam mimpi Dogol yang kesepian? Apakah jempol kaki kanan Dogol akan sembuh? Apakah kuping kanan Dogol akan kembali bersama jakunnya yang hilang? Apakah arti sebuah nama? Ada apa dengan cinta? ih.. AADC, ada Dian Sastro bidadari idola Dogol jaman dulu. Lho? Luna Maya gimana Gol? Itu kan jaman dulu, sekarang sih Luna Maya is my number one. Hihi.. Apakah dunia cuma selebar daun kelor? Apakah itu daun kelor? Apakah anda sudah gila dan bosan hidup? Kenapa anda masih membaca tulisan ngaco ini? Kenapa? Kenapaaa? Keeenaaapaaaaa....?!! Perut Dogol berteriak pilu menyaksikan rontoknya intelegensia otak Dogol dalam membuat tulisan. Tidak jelas, ngalor ngidul tanpa arah. Juga karena melupakan nasibnya yang tidak ada harapan untuk diisi semenjak tadi malam hingga siang ini.

Dengan gigi yang penuh dengan perasaan gundah gulana dan rasa bersalah yang teramat pedih, perih, dan merintih tertatih-tatih, Dogol berjalan lunglai menuju meja rekannya, Drs. Awan.

”Wan, sori, gue lupa soal program efisiensi kita yang digagas oleh pak Paya”

”Oh itu emang kenapa?”

”Iya, itu jadinya gimana ya? Sori banget, gua sibuk gara-gara acara golf keparat itu, jadi lupa ngurusin program efisiensi yang kita nanti-nantikan”

“Ah ngga papa kok”

Drs. Awan terlihat tenang dan dingin menyambut curahan pertanyaan Dogol. Dogol bingung, dan melihat ke sekeliling, ke meja rekan-rekannya yang lain. Mereka semua terlihat normal, tidak antusias dan tiada daya hidup, seperti biasanya. Kemana semangat revolusi yang berkobar beberapa hari yang lalu?

“Lho, kok gitu, bukannya kita semua sudah siap dan sudah diacak-acak sama pak Paya? Gua udah nyusun nih rencana-rencana action plan untuk enam bulan mendatang. Kok ngga ada follow up-nya? Terus yang lu kerjain juga bukannya udah banyak, si Tanto juga, si Charlie juga, bukannya mereka sudah teracak-acak dan terurai?”

“Terus? Lu mau apa?”

“Ya, kita teruskan dong, tanggung nih udah setengah jalan, sebagian sistem udah gua rubah mengikuti action plan miting kemarin, sayang kalo berhenti tersia-sia. Ayo kita follow up

“Terserah lu dah...”

“Ha? Emang kenapa sih?”

Pak Paya udah
resign

TUINGNG!

Jempol kaki kanan Dogol seketika sembuh sempurna. Dengkul Dogol tertawa terbahak-bahak.... HAHAHAHA!! Otak Dogol kabur, nyumput dekat pantry.

Dunia terlihat pucat seakan mau luntur.

Langit berguncang keras seakan sedang batuk.

Dogol pingsan.


Selasa, 18 November 2008

Long Time Not Seen ...

Perusahaan tempat Dogol bekerja adalah perusahaan yang sangat menghargai karyawannya. Berbagai pelatihan diberikan untuk meningkatkan kemampuan karyawan, agar lebih pandai, terampil dan hebat. Diharapkan, kepandaian, keterampilan dan kehebatan karyawannya akan membuat perusahaan semakin berjaya di kemudian hari.
Dogol adalah salah satu dari sekian banyak karyawan yang beruntung mendapatkan pelatihan itu. Karena itu, dia selalu mempraktekkan hasil pelatihannya dalam setiap kesempatan. Dan tak lupa, hasilnya disebarluaskan pada para petinggi maupun rekan sejawatnya. Agar bisa digunakan untuk kebaikan bersama. Dogol memang murah hati!
Suatu siang, saat sedang menghibur seorang kawannya. Ibu Bos (atasan atasannya Dogol) memanggil,
"Dogol, aku disuruh bikin analisa itu-itu sebagai tugas dari training anu-anu. Kalo gak salah, kamu ada data tentang ini-ini yang waktu itu kamu tunjukkin. Bisa kasih ke aku datanya?"
Dogol pikir-pikir, mengingat-ingat data yang dimaksud.
"Kan dulu sudah saya kirim via e-mail, Bu".
"Oh ya? Kapan kirimnya?"
Dogol pikir-pikir lagi, ngitung-itung ... Maret, April, Mei, Juni, Juli, Agustus ...
Dogol dengan mantap menyampaikan hasil hitungannya,
"Enam bulan yang lalu, Bu".

"Hah???"

Jumat, 14 November 2008

LHO KOK BISA ????

Suatu sore di sebuah toko bangunan modern (maunya) OMAHPINTER milik perusahaannya sendiri, DOGOL teronggok di depan komputernya sudah 3 hari berlalu

Kutak-kutik berbagai kemungkinan yang bisa dimasukkan dalam rencana promosi dari toko bangunan OMAHPINTER tersebut untuk menyambung nyawa dari penjualannya…yang sudah senen kemis juga sih nafasnya..

Teringat percakapan beberapa bulan sebelumnya dimana saat itu Nyonya Iras Atip, atasan “tidak resmi” Dogol memberikan beberapa pejelasan untuk tugas baru di jabatan-wacananya. Jabatan-Wacana disini bisa dibilang masih dalam penggodogan para bos besar…ndak tau kenapa, jangan tanya, Dogol juga sama pusingnya (akan ada di artikel terpisah) . Tapi dasar Dogol, kerjaan ini di embat juga, sesuai dengan motonya ,”Ga ada yang lebih baik dari menjadi diri sendiri” … ga nyambung yah, namanya juga si Dogol

“Dogol, kamu bantuin toko OMAHPINTAR untuk promosinya yah, kasian tuh ga diuryus sampe kuyus maunya maju teyus tetep jayus”, begitu nyonya Iras Atip bertitah.

“Baiklah, sampai sejauh mana yang nyonya inginkan?”, Dogol mencoba menggali.

“Ya kamu coba aja alokasikan rencana2 brilian mu sesuai budget yang diberikan oleh tim Marketing, nanti tinggal kita jalankan.” Jawab Nyonya Iras cepat tanpa basa basi.

Dogol mengiyakan dengan sumringah. “Asiik, aku sibuk” katanya dalam hati.

Makanya sore itu Dogol seperti memiliki eforia tersendiri dalam mengerjakan hal ini, senang sekali. Corat coret pun dilakukan dimana2, di kertas, computer, meja, kursi, tembok toko..hehehehe…

Walhasil, ada beberapa rencana yang bisa di ajukan, hanya tinggal di sinkronkan dengan budget yang di alokasikan.

Esoknya, Dogol bertemu dengan salah satu tim marketing kantornya dan bertanya 1 hal sederhana . Namanya Ghadiz

“Hai Ghadis , boleh tahu berapa rencana budget yang dialokasikan di dalam rencana pemasaranmu untuk toko OMAHPINTAR?” Dogol bertanya dengan muka cerah layaknya Bams - Samson

“Ga ada tuh” , jawab si Ghadiz.

DOGOL bengong anyep …



ayoDOGOL's



Rabu, 12 November 2008

dogol baru bisa

iya nih, dogol baru bisa maen beginian... mau pamerr... liat nih..











(klik di gambar supaya keren)


cwing!..plingplingpllliiinngg... wooo..

cih, dogol emang jago. beginian mah keciiiill...



(plak!) dogol tersadar dari kecongkakannya, tadi masuk kantor telat (lagi) gara-gara semaleman ngutakngutik beginian. gayanya sih keren, download tutorial full beuuh...



"ha? 'tutorial' apaan tuh gol?"

"itu semacam manual gitu deh"

"he? 'manual' 'tutorial' ah sok m'bule kamu gol"

"biarin.."


begitulah, semaleman klakklik-klakklik sana sini, dogol bingung, kok ini gambar nggak nongol-nongol ya... wes dogol jumpalitan di kursinya, pakai jurus angsa meringis ajaran guru Tio dari perguruan Bu Tong, masih mentok. Akhirnya dogol iseng lihat-lihat di versi software-nya... nnah ternyata..

software-nya dogol cuma DEMO!

hahaha.. dasar dogol pelit maunya yg gratisaann...

Minggu, 09 November 2008

Dogol Arsitek Pondok

Dogol adalah orang yang sangat berbakat. Dia punya banyak sekali kemampuan. Namun ia tidak pernah congkak ataupun sombong. Ia selalu menggunakan kemampuannya untuk membantu sesama. Salah satu kemampuan Dogol adalah merancang. Ya, memang dasarnya dia kan seorang Arsitek! Yang jarang berpraktek …

Suatu hari Dogol ditelepon seorang kawannya, Nona Satelit.

“Dogol, perusahaan mau memberikan donasi, kita butuh bantuan nih.”

“Donasi ke siapa?” Dogol bertanya.

“Kolam Mancing Tanah Midur!”

“Donasi tu biasanya kan ke Panti Asuhan, ini kok ke Kolam Mancing?” (Dogol bertanya dalam hati)

“Oke deh Non. Apa yang bisa saya bantu?”

“Begini, Dogol. Kita mau ganti pondok di kolam Mancing dengan yang baru. Tolong disurvey ke lokasi, mengenai kondisi pondok yang akan diganti. Kamu bisa janjian dengan orang marketingnya. Namanya Marlena Manis.”

“Oke. Tenang saja Non, serahkan pada Dogol, semua pasti beres!”

Kemudian Dogol membuat janji dengan Marlena Manis. Dan minta bantuan pada si Jukur untuk membantunya mengukur pondok. Pada hari yang ditentukan, Dogol bersiap-siap untuk berangkat ke kolam Mancing. Sudah menjelang waktunya, tapi Jukur tak muncul – muncul. Maka Dogol coba menelepon Jukur,

“Juk, kamu di mana? Kita kan mau ke kolam Mancing”

“Waduh Pak Dogol, saya masih belum selesai meeting. Bagaimana kalau diundur saja?”

“Hmm, kalau diundur nanti kelamaan. Ya sudah, biar aku aja yang ngukur. Makasih ya”

Akhirnya Dogol berangkat sendiri ke kolam Mancing, dengan membawa alat ukur.

Di kolam Mancing, Dogol diantar oleh Marlena Manis keliling kolam. Di perjalanan, Marlena Manis menjelaskan.

“Di sini ada sembilan pondok, semuanya sudah tua Pak Dogol. Apa semuanya akan diganti dengan yang baru?”

“Sepertinya sih Cuma satu Mar, tapi coba saya cek dulu ke Satelit.”

Lalu Dogol menelpon Nona Satelit,

“Non, pondok yang dimaksud itu yang mana? Di sini ada sembilan pondok yang sudah tua. Ada satu yang mau roboh. Apa yang diganti hanya satu saja yang paling parah, atau bagaimana?”

“Waduh, aku juga kurang jelas, Dogol. Itu belum diputuskan.”

“Jadi sekarang gimana nih? Apa aku harus ukur semua pondok?”

“Sepertinya begitu, Dogol. Setelah perhitungan biayanya nanti, baru ditentukan berapa yang mau diganti.”

“Astaga! Oke lah kalo begitu.”

Akhirnya ditemani Marlena Manis, Dogol keliling, melihat kondisi sekaligus mengukur kesembilan pondok yang ada di kolam mancing. Kemudian, dia sibuk kutak-kutik mendesain, membuat gubahan yang sederhana namun manis, semanis senyum Marlena Manis, kemudian membuat perkiraan biaya yang diperlukan. Biar gampang, dibuatlah 3 desain yang bisa dipakai untuk mengganti desain 9 pondok yang ada. Dogol memang arsitek berbakat!

Pada hari yang telah diatur, Dogol pergi meeting ke markas besar, karena bos yang mengundang meeting berkantor di situ dan minta di situ saja meetingnya. Dogol meninggalkan tugas-tugasnya sejenak, demi tugas mulia, mewujudkan rancangan sederhana namun manis karyanya. Bos-bosnya juga ikutan datang. Itu artinya ini bukan tugas main-main.

Dan ternyata memang benar bukan main-main! Si bos yang ngajakin meeting nongol Cuma bentar. Dan akhirnya Dogol Cuma meeting berempat! Bareng 2 bos dari kantornya, plus si Nona Satelit yang bertanggung jawab atas proyek ini.

Setelah melihat desain dan perkiraan biaya, para petinggi perusahaan memutuskan mengganti satu pondok dulu. Dogol diminta menghubungi petinggi kolam mancing untuk memastikan desain yang akan dibangun disetujui oleh petinggi itu. Selain itu, desain juga diperiksa oleh Pak Profesor dan tim ahlinya, untuk memastikan kekuatannya. Setelah berjalan beberapa minggu, akhirnya desain disetujui, bahan-bahan pun dikirim ke lokasi untuk dirakit menjadi pondok. Dogol lega, tugasnya usai sudah…..

Pada suatu pagi yang cerah, tiba-tiba Nona Satelit menelepon,

“Dogol, gawat nih!” seru Nona Satelit dengan nada panik.

“Gawat kenapa, Non?”

“Tadi Ibu bilang, pondok yang kamu desain itu tidak bisa dibangun dengan bahan yang kamu ajukan. Katanya dapat info dari Pak Alit kalau bahan itu tidak sesuai.”

Gedubrakkkk! Jantung Dogol hampir copot. Terbayang desain sederhana namun manis gubahannya ambruk, hancur berkeping-keping!

“Tidak mungkin, Non. Desain itu sudah diteliti sama pak Profesor dan tim ahlinya. Tidak ada masalah kok!” Dogol mengerutkan dahinya.

“Tapi tadi Ibu bilang begitu! Gimana ya?”

“Oke, tenang Non. Aku akan pastikan dulu.”

Ini sama saja meragukan kemampuannya, dan juga meragukan kepiawaian Pak Profesor dan tim ahlinya. Kemudian Dogol menelepon Pak Alit,

“Pak, mengenai pondok untuk kolam Mancing Tanah Midur, ada masalah apa ya?”

“Oh, begini Dogol. Mereka mengundang kita ikutan tender penggantian atap pondok yang di depan. Setelah diteliti, ternyata desain strukturnya tidak memungkinkan.”

“Pondok yang di depan? Bukan pondok yang mau disumbang itu kan, Pak?”

“Bukan, ini tender kok, bukan permintaan sumbangan.”

“Oke, makasih infonya Pak.”

He.he.he… Dogol tersenyum, lalu menelepon Nona Satelit dan menjelaskan segalanya.

“Oooooooohhhhhh, ternyata pondok yang lain ya?!?!?!” suara Nona Satelit kini sumringah.

“Makasih ya Dogol, tadi aku udah panik setengah mati. Soalnya barang-barang udah dikirim ke lokasi, siap untuk dipasang. Kalau ternyata gak bisa dibangun, kan jadinya konyol banget.”

“Makasih ya, makasih Dogol!”

Dogol menghela nafas, bahagia rasanya bisa membantu pekerjaan kawannya. Kini Nona Satelit bisa tenang menyelesaikan pekerjaannya. Dia merasa bangga, menjadi orang yang berguna bagi sesama. Sungguh mengharukan.

Dan Dogol pun PINGSAN!!!!!!

Jumat, 07 November 2008

DOGOL BIKIN SUPENIR!

Lusa perusahaan dogol punya acara syukuran di pabrik salah satu customer terbesarnya.

Dogol sedang asyik di kubikelnya (merem) di depan monitor LCD 19 inchi… pura-pura kerja. Sekonyong-konyong 2 orang, satu bos-nya yg satu bukan, nyoel pundaknya. Terlihat mulutnya komat-kamit, dogol bingung karena yg kedengaran malah suara kang Axl “.. it’s getting too dark to see… feels like I’m knocking on…” oh dogol lagi pake headphone nyetel winamp pas lagunya mantan grup si akang. Headphone dibuka.

“gol, kita mau ngasi sesuatu ni buat MagalTomat pas acara lusa… apa ya? Kamu bisa bikin plakat kan? Tapi hadiahnya jangan kaya tahun lalu, tapi kita kan lagi seret, tapi masak murahan ya?” kata yang bukan bos. Dogol bingung. Plakat? Sehari doang bikin plakat? Hadiah? Apapula itu? Belum kelar kepala dogol muter, yg bos bilang ”iya ni Hendri, (bos besar dogol, bule) pengen ngasi juga tapi apa ya? Ini sih harus ada barangnya buat acara lusa” dogol asal cuap, ”simbolis aja pake print-printan pura-puranya kaya cek raksasa pemenang lotre itu loh..” ”ga bisa, ini harus riil ada barangnya” ”tapi mana sempat nyarinya, bikin plakat juga ga mungkin jadi” (catatan: hari itu sudah sore, hujan, macet pasti, barang kelas jutaan, plakat bukan kelas ecek-ecek -red) ”tapi.. ga mungkin deh nanti malah jelek jadinya.. udah simbolis aja, ntar baru kita buatin yg bagus dan hadiah yg bener” dogol coba ngeles, daripada musti nyari macet-macet gini, wih, males.

”udeh deh kamu coba pikirin” kata yang bos. ”kamu buatin ya plakatnya atau apapun lah pokoknya akan diserahkan pas acara lusa” kata yang bukan bos. ”plakatnya emang tentang apa ya?” ”o iya, jadi gini gol, MagalTomat tu order gede bulan lalu jadi kita mau kasi penghargaan, ntar aku email deh, aku lupa kamu blom ta’ kirim ya” dogol manggut-manggut, muter kursinya, balik ngadep meja lagi sambil pura-pura merem… eh kerja. 2 orang tadi beringsut sambil terus komat-kamit, ”knock-knockin’ on heaven’s door uuuuu yeaaahh..”

Terus, bos dogol miting. Dogol ga bisa tanya soal tadi. Dogol tenang, asik, ga jadi nyari-nyari barang. Sorenya bos dogol manggil ”trus mau kasi apa ya kita?” ”he!? Bukannya mau simbolis aja ya?” dogol panik, acara doktorandus sore ini bisa gagal nih. Doktorandus (Drs) istilah dogol kalo ngabur dari kantor ngurusin proyek. ”kamu cari mainannya aja deh trus ditutupin gambar perusahaan kita” benak dogol bergejolak, bener nih, bataaaal. Temen dogol, Charlie, usul ”kamu telpon aja ni temenku dia punya macem-macem, kali aja dia ada” yo wes, dogol ngeloyor. ”Pak, aku temennya Charlie, mau nyari mainan gerobak-gerobakan, ente ada?” ”ade nih cuma atu, you kemari aja liat” ”ente dimane?” ”saya di Ambass, yg macet itu kalo sore, apalagi kalo hujan kaya gini, wih mantap” oo yaya dogol males. “besok aja ya pak, aku kesana” “oke.. saya adanya siang ya” “oke”. Dogol tutup telepon.

Dogol punya rencana, pagi ngantor, siang ke mal ambil barang, trus cabut doktorandus. “cuy ke Ambas yok, g ntar siang kesana” “balik ktr ga?” ”ga lah” ”oke g bkt dr ktr jam 12 ya” “oke” besok paginya dogol sms-an janjian ama temennya, ngabur. Kerjaan supenir gampang ngerjain di proyek.

Besoknya dogol asik nyiapin plakat simbolis sambil cek-cek gadget terbaru di CNET. Beresss... dogol siap-siap berangkat. “Bu, saya pergi ya mau ambil barang untuk acara besok” dogol permisi sambil langsung menuju pintu, udah bawa tas, komputer udah mati. “eh kamu mau liat barangnya ya, aku ikut deh, mau cek dulu takut salah” Hah! Dogol kaget, bos mau ikut? Hah! Dogol kaget, bos mau ikut? Hah! Dogol kaget, bos mau ikut? Hah! Dogol KAGET, bos IKUT! “oh boleh bu, tapi sekarang ya saya udah janji jam 1” berharap bos gak bisa mendadak. Kali ada miting. “oya bentar 5 menit deh” Mampuss!!

Dogol sms temennya “cuy! Abort mission! Bos ikut! Abort mission!” temennya balas “hehehe... ”

Singkat cerita dogol jalan sama bos ke Ambass nyari tokonya, liat-liat baju, keliling-keliling, liat sendal, liat tas-tas, terakhir liat barang yang dicari, bayar, trus pulang.. balik ke kantor, udah sore. Sampai kantor, dogol ngukur mainannya untuk buat desain cover, nyobain dummy, cocok, pas, kelar. Dogol liat jam, 21.00. Dogol ketawa, nasiib nasiib. Dogol berangkat, mau nge-print covernya di deket kantor, ada yang buka 24 jam. Ngantri, kelar jam 24.00. Dogol pulang, sampe rumah langsung ngerjain tu mainan potong sana-potong sini, tempel sana-tempel sini, cih dogol emang jago.

Oya, dogol bikin dua, karena bos liat barang yang mirip waktu sore tadi, jadi dia beli lagi. “Gol, ini lebih murah kamu coba juga ya” dogol mingkem. Ukurannya beda. Berarti musti desain 2 macem.

Lanjut, dogol puas kerjaan beres, masukin kotak sapu-sapu sampah bekas potongan, dogol liat jam, 4.30. Pantes tadi adzan subuh ya. Nanti pagi jam 6.00 musti berangkat. Dogol setel alarm hape, terus bobo. Alarm bunyi jam 5.30. dogol matiin, bobo lagi. Jam 6.05 temen dogol telpon “gol, g udah deket pintu tol, lu jadi jemput gua kan?” “oiya jadi, gua berangkat 10 menit lagi ya” dogol bobo lagi... bentar.

“bang katanya temennya udah nunggu tuh, tadi sms” istri dogol berusaha menyadarkan suaminya yang teler. Blass... Luna Maya ga jadi buka baju, mimpi dogol buyar, dogol mandi, naik mobil, nyupir sambil kicep-kicepin mata, jemput temen, ke tempat acara, panas-panasan, acara mulai, mainan dogol diserahkan oleh bos bule ke customernya, dogol punya rencana. Selesai acara jam 14.00 dogol mau cabut, bukan doktorandus, mau pulang, bayar bobo abis begadang. Menjelang acara selesai, bos dogol manggil. “gol, bos besar minta dibuatin lagi tuh mainannya” “hah!? Berapa lagi bu?” “15” “hah!? 15 buah?” “iya” “buat kapan” “lusa” “HAH!?” kuping dogol berkunang-kunang, 15 buah? Lusa? “berarti habis ini kita musti cari barangnya lagi, oiya kita musti siapain alasnya juga supaya bisa dipajang, ditutupin pake kotak kaca, terus cari dus yang bagus untuk kotaknya” bos dogol nyerocos. Dogol hampir black-out, untung udah makan, jadi gak laper. “oya satu lagi gol, bos gak suka sama yang ini, gampang copot, nanti kita keliling lagi ya cari yang rada bagusan tapi murah” Tuing.... kuping kanan dogol mental, ngacir.

Sambil sibuk nyariin kupingnya, dogol nelpon toko-toko dan suplier untuk bikin alas dan kotak kaca, pake kuping yang kiri. “mas saya butuh mainan kaya kemarin tapi rada bagusan, tapi murah, tapi besok, karena mau dipakai lusa, 15 buah” “wah itu barang susah pak, paling ada 3 nih mau?” satu toko pupus. “mas saya nyari mainan becak, tapi ini-tapi itu, ada ga?” “ada mas tapi seminggu ya” “gilule wong saya butuhnya besok kok bilang seminggu” dua toko nyerah. Tiga, empat, lima toko gak ada yang sanggup. Akhirnya dogol keliling sama temennya nyari tu mainan jahanam.

Kupingnya udah ketemu, nyumput deket kaki temen dogol yang seksi. Tau aja tu kuping bandel, ngertiin majikannye, hehe. Urusan belum selesai, “mas saya mau bikin kotak kaca untuk alas mainan, tapi harus rapi, tapi begini-begitu, tapi harus selesai besok, 15 buah” lima tukang bikin alas nyerah “enta gila ya mas mana bisa bikin begituan cuma sehari, 15 buah lagi, sakit parah ente” dogol pasrah. “saya bisa mas tapi kualitas ga janji ya” “oke mas, kebut ya” satu tukang nekat mau ngerjain, dogol lega dikit, kenapa cuma dikit? Iya mainannya belum dapet, kuping kanan dogol emoh ditarik dari kaki mbak seksi, padahal dogol perlu tu kuping, kalo kupingnya kurang satu, tampang dogol kan jadi aneh, mbak seksi mana mau sama orang yang tampangnya aneh.

Singkat cerita, dogol keliling, dapet toko mainannya, barang dianter besok siang ke kantor dogol. Sorenya, habis selesai cari mainan, dogol balik ke kantor karena harus siapin desain untuk 15 buah cover mainan, dan janjian sama tukang bikin alas. Selesai cetak cover dogol miting sama tukang alas, diskusi ini-itu, ”mas kok kuping kanannya diselotip?” ”berisik luh” . Urusan beres, deal, dogol pulang, liat jam, 23.54. cape dehh pulang malem lagii.

Besoknya dogol berangkat ke kantor agak siang, mau ngerjain mainan, dipanggil bos, ”gol kamu telat lagi, sini kita miting soal penghematan kantor” Udah untung gua ngantor. Lah? Bukannya ini mainan 15 biji harus beres sore ini? besok bukannya mau dipake? Selasai miting dogol jadi malas ngerjain, jadinya browsing nyari lirik kang Axl ”Yesterday’s got nothin’ for me....” Habis makan siang temen-temen departemen bantu ngerjain mainan, sibuk, ngapus-ngapusin logo di mainan becak pake minyak kayu putih.

Oiya ini ada tips, untuk menghilangkan sisa stiker, ataupun logo yang tidak tempelan diinginkan pada barang mainan, mobil atau meja atau permukaan apapun, pakailah minyak kayu putih, dijamin sisa-sisa hilang, cat tidak luntur, bersih, asal sabar dan telaten, karena agak lama gosoknya. Tidak berlaku untuk logo perusahaan yang menempel pada jidat anda. Untuk ini, pakailah kain popok bersih, rendam dalam bensin Pertamax, usap-usapkan perlahan pada logo sampai basah, lalu kalungkan popok yang masih basah tadi di leher anda. Kemudian nyalakan rokok pakai korek api gas TOKAI putar setelan ke kanan arah tanda plus samapi mentok. , dijamin logo perusahaan di jidat anda akan hilang sempurna. Kenapa bensin Pertamax? Selain karena harganya lagi turun, kalau dibakar nyalanya akan lebih bagus, anda tidak ingin mengecewakan para bos dan teman kerja yang sedang menonton kan? Lalu, apakah korek apinya harus merk TOKAI? korek api merk ini jarang gagal, jangan sampai anda sudah siap, pertunjukan gagal hanya karena korek api gas murah cenggo-an yang pake batu gagal nyala. Kalau rokoknya merk apa saja bebas.

Oke lanjut. Saat anak-anak sedang pada sibuk membersihkan logo di mainan dengan kayu putih, dogol sibuk motong-motong cover untuk ditempel, tiba-tiba bos bule datang menghampiri. ”guys, I’m really sorry, i forgot to tell you guys, there’s a change of plan, here’s the news... the event is not tomorrow, we’ll be using your toys on Monday. Today is Thursday, so you still have 3 days to finish up, so don’t hurry them up, sorry guys. One more thing, Dogol, where’s your right ear? ”

Jakun Dogol kliyeng-kliyeng nelponin kuping kanan, mau ikut hengkang.


-.am/bntr.07NOP08//01:34-

Kamis, 06 November 2008

Nama Saya DOGOL

Halo Mas! Mbak! Bu! Pak! Selamat!

Ya, selamat!
Masih bisa baca tulisan ini kan???
Ya, selamat!

Nama saya DOGOL. Lengkapnya DOGOL BERSATOE. Nama ini pemberian kakek saya. Beliau dulu seorang pejuang. Beliau berharap saya selalu ingat bahwa dulu bangsa Indonesia bisa merdeka karena bersatu. Saya ndak tahu apa hubungannya dengan saya. Yang jelas, badan saya cuma satu, jadi saya bersatu. Kalo badan saya ada dua, ya berarti saya berdua. He.he.he...

Dan kenyataannya, saya selalu berjuang. Di rumah, di kantor, di mana. Bahkan dalam mimpi pun saya juga berjuang. Sepertinya ndak ada yang gampang buat saya, dibandingkan orang lain. Yah, rumput tetangga akan selalu lebih hijau. Itu pasti. Soalnya rumah saya ndak ada rumputnya!

Tapi saya ndak pernah iri. Soalnya saya ndak tahu iri itu apa. Saya cuma senang melihat orang tertawa. Saya senang lihat orang bahagia. Terutama bos dan kawan-kawan saya di kantor. Saya senang kalo lihat mereka berseri-seri. Saya akan lakukan apa pun supaya semua orang bisa bahagia. Karena kalo mereka bahagia, sudah pasti saya akan bahagia.

Ya, untuk itulah perjuangan saya. Membuat orang bahagia. Termasuk berjuang menerima kelemahan saya. Ya, saya punya satu kelemahan! Saya ini orangnya gampang terharu. Dan kalau sudah terharu, akibatnya cuma satu. Saya PINGSAN!

Di sini saya akan cerita pengalaman-pengalaman saya. Berjuang membantu kawan-kawan saya untuk bahagia. Dan ternyata banyak cara orang untuk bahagia. Kadang mereka harus mendapatkan sesuatu supaya bahagia. Kadang-kadang mereka harus menyiksa sesuatu supaya bisa bahagia. Untungnya mereka tidak pernah menyiksa saya. Mereka selalu bekerja keras dan membiarkan saya membantu mereka menyelesaikan pekerjaannya.

Ya, saya memang orang yang beruntung!

So??? Sekali lagi, SELAMAT!