Dogol adalah orang yang sangat berbakat. Dia punya banyak sekali kemampuan. Namun ia tidak pernah congkak ataupun sombong. Ia selalu menggunakan kemampuannya untuk membantu sesama. Salah satu kemampuan Dogol adalah merancang. Ya, memang dasarnya dia kan seorang Arsitek! Yang jarang berpraktek …
Suatu hari Dogol ditelepon seorang kawannya, Nona Satelit.
“Dogol, perusahaan mau memberikan donasi, kita butuh bantuan nih.”
“Donasi ke siapa?” Dogol bertanya.
“Kolam Mancing Tanah Midur!”
“Donasi tu biasanya kan ke Panti Asuhan, ini kok ke Kolam Mancing?” (Dogol bertanya dalam hati)
“Oke deh Non. Apa yang bisa saya bantu?”
“Begini, Dogol. Kita mau ganti pondok di kolam Mancing dengan yang baru. Tolong disurvey ke lokasi, mengenai kondisi pondok yang akan diganti. Kamu bisa janjian dengan orang marketingnya. Namanya Marlena Manis.”
“Oke. Tenang saja Non, serahkan pada Dogol, semua pasti beres!”
Kemudian Dogol membuat janji dengan Marlena Manis. Dan minta bantuan pada si Jukur untuk membantunya mengukur pondok. Pada hari yang ditentukan, Dogol bersiap-siap untuk berangkat ke kolam Mancing. Sudah menjelang waktunya, tapi Jukur tak muncul – muncul. Maka Dogol coba menelepon Jukur,
“Juk, kamu di mana? Kita kan mau ke kolam Mancing”
“Waduh Pak Dogol, saya masih belum selesai meeting. Bagaimana kalau diundur saja?”
“Hmm, kalau diundur nanti kelamaan. Ya sudah, biar aku aja yang ngukur. Makasih ya”
Akhirnya Dogol berangkat sendiri ke kolam Mancing, dengan membawa alat ukur.
Di kolam Mancing, Dogol diantar oleh Marlena Manis keliling kolam. Di perjalanan, Marlena Manis menjelaskan.
“Di sini ada sembilan pondok, semuanya sudah tua Pak Dogol. Apa semuanya akan diganti dengan yang baru?”
“Sepertinya sih Cuma satu Mar, tapi coba saya cek dulu ke Satelit.”
Lalu Dogol menelpon Nona Satelit,
“Non, pondok yang dimaksud itu yang mana? Di sini ada sembilan pondok yang sudah tua. Ada satu yang mau roboh. Apa yang diganti hanya satu saja yang paling parah, atau bagaimana?”
“Waduh, aku juga kurang jelas, Dogol. Itu belum diputuskan.”
“Jadi sekarang gimana nih? Apa aku harus ukur semua pondok?”
“Sepertinya begitu, Dogol. Setelah perhitungan biayanya nanti, baru ditentukan berapa yang mau diganti.”
“Astaga! Oke lah kalo begitu.”
Akhirnya ditemani Marlena Manis, Dogol keliling, melihat kondisi sekaligus mengukur kesembilan pondok yang ada di kolam mancing. Kemudian, dia sibuk kutak-kutik mendesain, membuat gubahan yang sederhana namun manis, semanis senyum Marlena Manis, kemudian membuat perkiraan biaya yang diperlukan. Biar gampang, dibuatlah 3 desain yang bisa dipakai untuk mengganti desain 9 pondok yang ada. Dogol memang arsitek berbakat!
Pada hari yang telah diatur, Dogol pergi meeting ke markas besar, karena bos yang mengundang meeting berkantor di situ dan minta di situ saja meetingnya. Dogol meninggalkan tugas-tugasnya sejenak, demi tugas mulia, mewujudkan rancangan sederhana namun manis karyanya. Bos-bosnya juga ikutan datang. Itu artinya ini bukan tugas main-main.
Dan ternyata memang benar bukan main-main! Si bos yang ngajakin meeting nongol Cuma bentar. Dan akhirnya Dogol Cuma meeting berempat! Bareng 2 bos dari kantornya, plus si Nona Satelit yang bertanggung jawab atas proyek ini.
Setelah melihat desain dan perkiraan biaya, para petinggi perusahaan memutuskan mengganti satu pondok dulu. Dogol diminta menghubungi petinggi kolam mancing untuk memastikan desain yang akan dibangun disetujui oleh petinggi itu. Selain itu, desain juga diperiksa oleh Pak Profesor dan tim ahlinya, untuk memastikan kekuatannya. Setelah berjalan beberapa minggu, akhirnya desain disetujui, bahan-bahan pun dikirim ke lokasi untuk dirakit menjadi pondok. Dogol lega, tugasnya usai sudah…..
Pada suatu pagi yang cerah, tiba-tiba Nona Satelit menelepon,
“Dogol, gawat nih!” seru Nona Satelit dengan nada panik.
“Gawat kenapa, Non?”
“Tadi Ibu bilang, pondok yang kamu desain itu tidak bisa dibangun dengan bahan yang kamu ajukan. Katanya dapat info dari Pak Alit kalau bahan itu tidak sesuai.”
Gedubrakkkk! Jantung Dogol hampir copot. Terbayang desain sederhana namun manis gubahannya ambruk, hancur berkeping-keping!
“Tidak mungkin, Non. Desain itu sudah diteliti sama pak Profesor dan tim ahlinya. Tidak ada masalah kok!” Dogol mengerutkan dahinya.
“Tapi tadi Ibu bilang begitu! Gimana ya?”
“Oke, tenang Non. Aku akan pastikan dulu.”
Ini sama saja meragukan kemampuannya, dan juga meragukan kepiawaian Pak Profesor dan tim ahlinya. Kemudian Dogol menelepon Pak Alit,
“Pak, mengenai pondok untuk kolam Mancing Tanah Midur, ada masalah apa ya?”
“Oh, begini Dogol. Mereka mengundang kita ikutan tender penggantian atap pondok yang di depan. Setelah diteliti, ternyata desain strukturnya tidak memungkinkan.”
“Pondok yang di depan? Bukan pondok yang mau disumbang itu kan, Pak?”
“Bukan, ini tender kok, bukan permintaan sumbangan.”
“Oke, makasih infonya Pak.”
He.he.he… Dogol tersenyum, lalu menelepon Nona Satelit dan menjelaskan segalanya.
“Oooooooohhhhhh, ternyata pondok yang lain ya?!?!?!” suara Nona Satelit kini sumringah.
“Makasih ya Dogol, tadi aku udah panik setengah mati. Soalnya barang-barang udah dikirim ke lokasi, siap untuk dipasang. Kalau ternyata gak bisa dibangun, kan jadinya konyol banget.”
“Makasih ya, makasih Dogol!”
Dogol menghela nafas, bahagia rasanya bisa membantu pekerjaan kawannya. Kini Nona Satelit bisa tenang menyelesaikan pekerjaannya. Dia merasa bangga, menjadi orang yang berguna bagi sesama. Sungguh mengharukan.
Dan Dogol pun PINGSAN!!!!!!